Double click select all

Sabtu, 19 November 2011

Waktu Bagi Orang Salih


Taukah kita sahabat....Tiada Waktu yang sia-sia bagi orang salih.Bagi mereka waktu adalah segalanya.Beda dengan kita,justru tiada waktu kecuali-biasa-untuk sia-sia.Ironis,tapi itulah kenyataanya.Kiranya kita perlu sejenak untuk belajar pada mereka.
Sahabatku....Untuk Apa Hidup?
Sebagai seorang  mahasiswa di sekolah tinggi komputer,mungkin tujuan hidup kita tidak jauh dari lingkungan informasi,menjadi Sarjana Komputer tentunya kan...?,tapi apa hanya itu yang kita pikirkan?
Kewajiban seorang muslim dalam Kehidupan ini adalah menjadi seorang muslim yang sebenar-benarnya dengan senantiasa menghiasi budi pekerti nya dengan akhlak seorang muslim, merenungkan dan atau memikirkan ciptaan Allah Swt, dengan mempertajam pandangan pikiran serta menyadarkan saudara muslim yang lain. mengajarkan dan mengerjakan kesadaran untuk senantiasa berdzikir kepada Allah swt, guna untuk mempersiapkan bekal kelak dihari kemudian yang kekal dan abadi (sebagai makhluk) disamping menghidarkan diri dari apa yang menimbulkan murka Allah Swt, dan menjaga semua itu pada setiap keadaan dan perubahan masa.
Firman Allah SWT dalam Alquran al Karim : 
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar supaya mereka beribadah kepada-Ku” (Adz-Dzariyat :56).
Ayat diatas jelas mengatakan bahwasanya kita manusia diciptakan oleh Allah Swt untuk beribadah kepada Allah Swt, maka sudah selayaknya kita sebagai manusia memperhatikan hikmat tujuan dari pada kita hidup di dunia ini, karena sesungguhnya dunia ini hanyalah sebagai batu loncatan menuju hidup yang sesungguhnya, karena dunia bukanlah tempat untuk mencari kesenangan dan kebahagiaan yang sebenar-benarnya.
Tujuan Hidup Seorang Mukmin
Seorang Mukmin dalam sholatnya setiap pembukaan selalu berdo'a:
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanya untuk Tuhan semesta alam.
Inilah pernyataan yang benar, yang seharusnya dimiliki oleh seorang mukmin, segalanya diserahkan kepada Allah ta'ala, tetapi ini tidak ada paksaan, tetapi bukankah Islam artinya menyerahkan diri kepada Allah semata?

Waktu Adalah Nafas yang Takkan Kembali

Allah berfirman artinya : “apakah kalian mengira bahwa kami menciptakan kalian untuk main-main dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami ?” (Al Mukminun :115)
Modal setiap manusia di dunia adalah waktu yang singkat, nafas yang terbatas dan hari-hari yang berbilang. Maka barangsiapa menggunakan kesempatan dan saat-saat itu dalam kebaikan dan ibadah beruntunglah dia, dan barangsiapa yang menyia-nyiakannya maka dia telah merugi dan waktunya tidak akan pernah kembali lagi.
Kadang kita  tak memikirkan apa persiapannya untuk menghadap Allah yang tinggal dalam hitungan hari, tak mengambil pelajaran dari kematian kawan-kawan kita yang kadang berada di bawah usianya. Semua waktunya habis tersita untuk dunianya. Demikian pun dengan yang masih muda, seakan kita yakin bakal mencapai usia tua…subhanallah.
Dalam surat Al Ashr Allah bersumpah dengan waktu, yakni waktu keberuntungan dan amal shalih bagi orang yang beriman dan waktu menderita sengsara bagi orang-orang yang ingkar dan berpaling.
Tidak ada sesuatu yang lebih berharga dari umur. Sedangkan umur manusia begitu pendek, tak lebih dari beberapa puluh tahun. Lalu kelak dia akan ditanya atas setiap detik waktu yang dilaluinya, dan apa yang ia lakukan di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda, artinya : “tidak akan beranjak kedua telapak kaki hamba pada hari kiamat hingga ia ditanya tentang umurnya, untuk apa ia dihabiskan, tentang ilmunya, apa yang telah dia amalkan, tentang hartanya darimana ia dapat dan bagaimana ia membelanjakannya, dan tentang fisiknya, untuk apa dia pergunakan.” (HR. At-tirmidzi, hasan shahih)
Ibnu Abbas Radhiallahu anhu berkata : ada dua nikmat yang sering  membuat kebanyakan manusia tertipu, yakni kesehatan dan waktu luang.
Ibnul Khazin berkata : nikmat adalah sesuatu yang membuat nyaman dan enak, sedang tertipu artinya membeli sesuatu dengan harga berlipat, atau menjual sesuatu tidak sesuai dengan harganya. Maka barangsiapa yang sehat badannya dan memiliki waktu luang, tetapi ia tidak berusaha untuk kebaikan akhiratnya maka ia laksana orang yang tertipu dalam jual beli. Ironinya, kebanyakan manusia tidak memanfaatkan kesehatan dan waktu luangnya, bahkan sebaliknya malah menggunakannya tidak pada tempatnya.
Rasulullah SAW bersabda artinya: “raihlah lima perkara sebelum datangnyalimaperkara, masa mudamu sebelum dating masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu”. (HR. Al-Hakim dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Barangsiapa yang tidak mengetahui besarnya nilai waktu, sungguh akan datang kepadanya suatu masa tentang nilai dan mahalnya waktu serta nilai beramal di dalamnya. Tetapi itu terjadi setelah waktu itu sendiri berlalu. Yang pasti semua manusia akan menyesal dalam dua kondisi, entah menyesal karena keingkarannya atau karena sedikit amalnya. Namun penyesalan itu sudah tiada berguna lagi.
Pertama saat sakaratul maut. Ketika itu setiap manusia menginginkan agar diberi sejenak waktu lagi dan diakhirkan ajalnya supaya bias memperbaiki hidupnya yang rusak atau meraih kebaikan yang dahulu ia remehkan.
Kedua di akhirat. Yakni ketika setiap amal manusia dibalas, dan ahli syurga dimasukkan ke dalam syurga serta ahli neraka dimasukkan ke dalam neraka. Ketika itu setiap ahli neraka menginginkan jika dikembalikan lagi ke dunia dan memulai hidup baru dengan amal shalih tapi ketika itu semua sudah terlambat, masa amal telah berakhir, yang tinggal hanya pembalasan.
Namun sayang hal ini tidak diperdulikan oleh kebanyakan umat manusia. Bahkan pada saat ini orang begitu masa bodoh dengan nilai waktu dan sering menyia-nyiakannya. Hari-hari berlalu tanpa diperhitungkan pertanggungjawabannya. Padahal tidak sedikitpun waktu berlalu kecuali kita akan ditanya dengan apa mempergunakan detik-detik itu.
Ada memang  manusia yang begitu perhatian dengan waktu, bahkan dalam benaknya waktu 24 jam sehari semalam itu kurang, namun semuanya mereka habiskan untuk urusan dunia. Jika demikian maka ia adalah orang yang bodoh. Mempersiapkan untuk sesuatu yang singkat dan meninggalkan sesuatu yang abadi. Dia bekerja keras siang malam tak seimbang dengan kemanfaatan yang di dapat untuk dirinya. Paling-paling hanya sekedar nikmatnya makanan di lidah atau kenikmatan materi sesaat lainnya. Dan sesungguhnya itulahgayahidup orang-orang kafir. Allah SWT berfirman : “dan orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.” (QS:Muhammad:12)

Sahabatku...Hidup didunia ibarat mampir ngombe,betul....kan?.Begitu singkat,namun cenderung melenakan.Hingga banyak yang tak sadar kalau dunia ini dibatasi oleh waktu.Kita sering tak perhatian pada waktu,bahkan menyia-nyiakannya.Padahal waktu sangat penting bagi seorang muslim.Karena itu kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya,agar bekal kita di akhirat dapat bertambah sebanyak-banyaknya.

Kehidupan di akhirat akan sangat berbeda dengan didunia.Kehidupan abadi tidaklah mengenal mati.Rasa sakit dan kepedihan didunia ini tidak akan ada artinya dibanding kepedihan yang dialami di akhirat nanti.Oleh karena itu,kita hendaknya menyiapkan diri dan merenungkan kembali tujuan hidup kita di dunia ini.
Orang yang Beramal Di Waktu Muda Akan Bermanfaat Untuk Waktu Tuanya
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At Tiin [95] : 4-6)
Maksud ayat “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” ada empat pendapat. Di antara pendapat tersebut adalah “Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya sebagaimana di waktu muda yaitu masa kuat dan semangat untuk beramal.” Pendapat ini dipilh oleh ‘Ikrimah. “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”. Menurut Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Ibrahim dan Qotadah, juga Adh Dhohak, yang dimaksudkan dengan bagian ayat ini adalah “dikembalikan ke masa tua renta setelah berada di usia muda, atau dikembalikan di masa-masa tidak semangat untuk beramal setelah sebelumnya berada di masa semangat untuk beramal”. Masa tua adalah masa tidak semangat untuk beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua. Masa kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan masa muda.
An Nakho’i mengatakan, “Jika seorang mukmin berada di usia senja dan pada saat itu sangat sulit untuk beramal, maka akan dicatat untuknya pahala sebagaimana amal yang dulu dilakukan pada saat muda. Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah (yang artinya): bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”
Ibnu Qutaibah mengatakan, “Makna firman Allah (yang artinya), “Kecuali orang-orang yang beriman” adalah kecuali orang-orang yang beriman di waktu mudanya, di saat kondisi fit (semangat) untuk beramal, maka mereka di waktu tuanya nanti tidaklah berkurang amalan mereka, walaupun mereka tidak mampu melakukan amalan ketaatan di saat usia senja. Karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui, seandainya mereka masih diberi kekuatan beramal sebagaimana waktu mudanya, mereka tidak akan berhenti untuk beramal kebaikan. Maka orang yang gemar beramal di waktu mudanya, (di saat tua renta), dia akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya.” (Lihat Zaadul Maysir, 9/172-174)
Memanfaatkan Waktu ...

Hal-hal berikut ini,tak ada salahnya menjadi pekerjaan penting yang dituntut bagi seorang muslim agar waktu benar-benar bisa dijaga dan diisi dengan amalan-amalan yang bernilai dan bermanfaat :
·Memastikan untuk mendapatkan keuntungan/manfaat(pahala) dari setiap waktu.
·Memanfaatkan waktu luang,misalnya untuk menghafal Al- Qur'an,mambaca buku,Mengingat Allah dengan Dzikir.
·Berlomba-lomba dalam kebaikan,misalnya:memperbanyak sedekah,bersilaturahmi,menjenguk teman sakit,dsb.
·Belajar dari waktu yang telah lewat
·Mencari waktu-waktu mulia/istimewa
·Merencanakan dan mengatur waktu
·Memenuhi janji
·Perlu menyadari akibat menyia-nyiakannya waktu

Bagaimana cara menjaga waktu

Kata mutiara tentang Waktu
Jadi, usia muda adalah masa fit (semangat) untuk beramal. Oleh karena itu, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Janganlah disia-siakan.
Jika engkau masih berada di usia muda, maka janganlah katakan: jika berusia tua, baru aku akan beramal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar