Visio, Linux

Today I had a nice reminder of one of the things I like best about Linux. Hari ini saya memiliki pengingat yang bagus dari salah satu hal yang saya sukai tentang Linux.

I've found myself being forced to draw some UML diagrams in Microsoft Visio 2003, and to be quite honest, I've been totally disappointed with the software. Saya telah menemukan diriku dipaksa untuk menarik beberapa diagram UML dalam Microsoft Visio 2003, dan harus cukup jujur, saya sudah benar-benar kecewa dengan perangkat lunak. One of the things that bugs me is that Visio seems to have absolutely no intelligence whatsoever when it comes to laying out labels on associations - It'll blindly draw numbers on top of your classes and other diagrams. Salah satu hal yang mengganggu saya adalah bahwa Visio tampaknya telah benar-benar intelijen apapun ketika datang untuk meletakkan label pada asosiasi - Ini membabi buta akan mengambil nomor di atas kelas Anda dan diagram lainnya.

You would think after Visio 2000 and Visio 2002 that stupid stuff like this would be fixed, but nope, this is Microsoft, and this is exactly why I love Linux. Anda akan berpikir setelah Visio 2000 dan Visio 2002 yang hal bodoh seperti ini akan tetap, tapi nggak, ini adalah Microsoft, dan ini persis mengapa saya mencintai Linux.

Stupid bugs like this get fixed in open source software, because the users are the developers. Bug bodoh seperti ini bisa tetap dalam perangkat lunak open source, karena pengguna adalah pengembang. With each release of Ubuntu (and other good pieces of open source software), there are not only new features added, but also a ton of bug fixes. Dengan setiap rilis dari Ubuntu (dan potongan yang baik lainnya dari perangkat lunak open source), ada tidak hanya fitur baru ditambahkan, tetapi juga satu ton perbaikan bug. I've yet to be affected by a bug in Ubuntu that's persisted across releases, and these guys release a new version every six months - not every couple of years (a la Microsoft). Aku belum pernah dipengaruhi oleh bug di Ubuntu yang berlangsung di rilis, dan orang-orang merilis versi baru setiap enam bulan - tidak setiap beberapa tahun (Microsoft la). That's pretty damn good. Itu cukup bagus.

I think another reason why problems get fixed in open source projects is because their software development processes sometimes leave big companies like Microsoft in the dust. Saya pikir alasan lain mengapa masalah mendapatkan tetap dalam proyek-proyek open source adalah karena perangkat lunak mereka kadang-kadang meninggalkan proses pembangunan perusahaan besar seperti Microsoft dalam debu. Quite honestly, Launchpad and other bug trackers (and the way in which they are used transparently) seems to play a large role in many projects' rapid success by providing developers with organization and a strong continual link to their users. Cukup jujur, Launchpad dan pelacak bug lain (dan cara di mana mereka digunakan secara transparan) tampaknya memainkan peran besar dalam keberhasilan banyak proyek yang cepat dengan menyediakan pengembang dengan organisasi dan link terus-menerus kuat untuk pengguna mereka. It's this constant interaction, an excellent feedback loop, that some companies seem to lack. Hal ini interaksi terus-menerus, umpan balik loop yang sangat baik, bahwa beberapa perusahaan tampaknya kurang.

Sure, many open source projects don't follow strict development processes , but you know what? Tentu, banyak proyek open source tidak mengikuti ketat proses pembangunan , tapi kau tahu apa?
They not only get their software built, but they get it built faster and better . Mereka tidak hanya mendapatkan perangkat lunak mereka dibangun, tetapi mereka mendapatkan itu dibangun lebih cepat dan lebih baik .


Note: If you're looking for a good open source Visio replacement, here's some good ones: Catatan: Jika Anda sedang mencari sumber terbuka yang baik pengganti Visio, inilah beberapa yang baik:

* Dia Dia
* OpenOffice.org Draw OpenOffice.org Draw
* Kivio Kivio

Posted at 8:48 PM