Double click select all

Rabu, 29 Februari 2012


YourFunnyPics
  

YourFunnyPics
   

Jumat, 28 Oktober 2011

... WANITA VS CEWEK ...

Bismillah ...

Wanita vs cewek? Apa bedanya? Keduanya berjenis kelamin sama, perempuan. Tetapi yang membedakan adalah perilaku mereka. Jika wanita adalah sebutan yang pas untuk perempuan yang matang dan dewasa. Sementara cewek adalah sebutan yang pas untuk perempuan yang belum matang alias tidak dewasa.

Baik itu wanita atau cewek tidak tergantung usia loh. Kadang ada wanita yang usianya sudah 35 tahunan tetapi sikapnya masih kekanakan dan tidak pantas disebut wanita. Jadi, semua tergantung sikap dan pengalaman hidup seseorang untuk bisa disebut matang dan dewasa. Nah, Anda termasuk wanita apa cewek nih?

WANITA : selalu tampil natural, simple tapi tetap classy. Anggun di event-event tertentu

CEWEK : sukanya tampil menor, berlebihan karena selalu ingin tampak menonjol

WANITA : bersikap jujur, apa adanya

CEWEK : bersikap gengsi, jual mahal

WANITA : pandai menguasai diri, menyelesaikan masalah dengan tegas dan konsekuen dengan keputusannya.

CEWEK : bisanya marah-marah, menangis dan sukanya mengeluh tentang masalahnya.

WANITA : suka film THE MATRIX karena ide cerita yang disampaikan.

CEWEK : suka film THE MATRIX karena Keanu Reeves yang main.

WANITA : ingin punya pendamping yang dewasa, jujur dan bisa menjaga dan menyayangi dirinya apa adanya.

CEWEK : ingin punya pendamping yang ganteng, body oke ala Brad Pitt dan lainnya, mapan, dewasa dan menuruti kemauannya.

WANITA : betah di rumah dan memperhatikan orangtua

CEWEK : paling nggak betah di rumah, sukanya nongkrong bareng teman-teman dan party.

WANITA : punya prinsip tegas dan berusaha mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

CEWEK : tidak punya sikap, tidak tahu kemauannya seperti apa, seperti angin yang gampang terombang-ambing. Selalu bergantung kepada orang lain.

WANITA : selalu berusaha menjaga sikap, sekalipun sedang kesal dan kecewa

CEWEK : gampang ngambek, kadang malah suka BT tiba-tiba tanpa sebab.

WANITA : selalu berpikir ke depan dan melihat hari esok

CEWEK : merasa muda terus, yang penting hati senang tanpa melihat masa depannya kelak bagaimana ....

Dimanakah posisi anda ..? Wanita atau Cewek .. silahkan tanyakan kepada diri sendiri yach...

Semoga Bermanfaat yach .....

... MENGINSTAL CINTA ...


Bismillahir-Rahmanir-Rahim...

Customer Service (CS) : Ya, ada yang bisa saya bantu?

Pelanggan (P) : Baik, setelah saya pertimbangkan, saya ingin menginstal cinta kasih. Bisakah anda memandu saya menyelesaikan prosesnya?

CS : Ya, saya dapat membantu anda. Anda siap melakukannya?

P : Baik, saya tidak mengerti secara teknis, tetapi saya siap untuk menginstalnya sekarang. Apa yang harus saya lakukan dahulu?

CS : Langkah pertama adalah membuka HATI anda. Tahukan anda di mana HATI anda?

P : Ya, tapi ada banyak program yang sedang aktif. Apakah saya tetap bisa menginstalnya sementara program-program tersebut aktif?

CS : Program apa saja yang sedang aktif?

P : Sebentar, saya lihat dulu, Program yang sedang aktif adalah SAKITHATI.EXE, MINDER.EXE, DENDAM.EXE dan BENCI.COM.

CS : Tidak apa-apa. CINTA-KASIH akan menghapus SAKITHATI.EXE dari system operasi Anda. Program tersebut akan tetap ada dalam memori anda, tetapi tidak lama karena akan tertimpa program lain. CINTA-KASIH akan menimpa MINDER.EXE dengan modul yang disebut PERCAYADIRI.EXE. Tetapi anda harus mematikan BENCI.COM dan DENDAM.EXE. Program tersebut akan menyebabkan CINTA-KASIH tidak terinstal secara sempurna. Dapatkah anda mematikannya?

P : Saya tidak tahu cara mematikannya. Dapatkah anda memandu saya?

CS : Dengan senang hati. Gunakan Start menu dan aktifkan MEMAAFKAN.EXE. Aktifkan program ini sesering mungkin sampai BENCI.COM dan DENDAM.EXE terhapus.

P : OK, sudah. CINTA-KASIH mulai terinstal secara otomatis. Apakah ini wajar?

CS : Ya, anda akan menerima pesan bahwa CINTA-KASIH akan terus diinstal kembali dalam HATI anda. Apakah anda melihat pesan tersebut?

P : Ya. Apakah sudah selesai terinstal?

CS : Ya, tapi ingat bahwa anda hanya punya program dasarnya saja. Anda perlu mulai menghubungkan HATI yang lain agar untuk mengupgradenya.

P : Oops. Saya mendapat pesan error. Apa yang harus saya lakukan?

CS : Apa pesannya?

P : “ERROR 412 - PROGRAM NOT RUN ON INTERNAL COMPONENT”. apa artinya?

CS : Jangan kuatir, itu masalah biasa. Artinya, program CINTA-KASIH diset untuk aktif di HATI eksternal tetapi belum bisa aktif dalam HATI internal anda. Ini adalah salah satu kerumitan pemrograman, tetapi dalam istilah non-teknis ini berarti anda harus men-”CINTA-KASIH”-i mesin anda sendiri sebelum men-”CINTA-KASIH”-i orang lain.

P : Lalu apa yang harus saya lakukan?

CS : Dapatkan anda klik pulldown direktori yang disebut “PASRAH”?

P : Ya, sudah.

CS : Bagus. Pilih file-file berikut dan salin ke direktori “MYHEART” MEMAAFKAN-DIRI-SENDIRI.DOC, dan MENYADARI-KEKURANGAN.TXT. sistem akan menimpa file-file konflik dan mulai memperbaiki program-program yang salah. Anda juga perlu mengosongkan Recycle Bin untuk memastikan program-program yang salah tidak muncul kembali.

P : Sudah. Hei! HATI saya terisi file-file baru. SENYUM.MPG aktif di monitor saya dan menandakan bahwa DAMAI.EXE dan KEPUASAN.COM dikopi ke HATI. Apakah ini wajar?

CS : Kadang-kadang. Orang lain mungkin perlu waktu untuk mendownloadnya. Jadi CINTA-KASIH telah terinstal dan aktif. Anda harus bisa menanganinya dari sini. Ada satu lagi hal yang penting.

P : Apa?

CS : CINTA-KASIH adalah freeware. Pastikan untuk memberikannya kepada orang lain yang anda temui. Mereka akan share ke orang lain dan seterusnya sampai anda akan menerimanya kembali.

Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah.....
===by Panjie Txt.

KUMPULAN FOTO PREWEDDING MIRANT







Inspirasi menjadi hal yang sangat diperlukan bagi anda yang sedang mempersiapkan pesta pernikahan. Segala sesuatu dipersiapkan dengan sebaik mungkin, tak terkecuali dengan masa prewedding. Untuk melengkapi hal itu foto prewedding yang unik, berkesan dan menarik juga menjadi perhatian tersendiri. Untuk itulah kumpulan foto prewedding ini dihadirkan khusus untuk anda yang sedang bersiap melangkah ke gerbang pernikahan. Pasangan yang akan menikah biasanya seringkali kehilangan inspirasi dalam mempersiapkan diri untuk proses foto pre wedding. Ide dalam menentukan gaya, tema dan tempat foto tak jarang menjadi sebuah kendala. Karena itu diharapkan dengan kumpulan foto prewedding berikut ini bisa membuka pikiran dan inspirasi dalam menentukan tema dari foto pranikah tersebut

Untuk mendapatkan ide yang terbaik, maka yang paling tepat adalah sharing bersama dengan pasangan. Apa yang diinginkan bersama sebaiknya sejalan agar aura kebersamaan itu nampak pada foto prewedding yang akan anda lakukan. Agar mendapat hasil yang terbaik, sebaiknya diskusikan ide tersebut bersama dengan fotografer, penata busana dan penata gaya. Mereka akan sebisa mungkin mengakomodir setiap detail dari keinginan anda tersebut. Mereka juga akan bisa menyesuaikan dengan budjet yang anda sediakan untuk pesta pernikahan yang sedang anda persiapkan. Akan ada beberapa masukan yang bisa menjadi referensi apakah akan anda pakai atau tidak. Dan memang tempat2 yang sebelumnya belum pernah anda bayangkan atau lokasi yang menjadi nostalgia cinta bersama dengan pasangan bisa menjadi pilihan yang terbaik

Kumpulan foto prewedding yang tersaji dibawah ini kiranya bisa menjadi inspirasi untuk anda semua dalam menentukan tema, busana dan tempat yang dipakai. Dengan sistem pencahayaan yang sempurna dan pengambilan gambar yang tepat, foto prewedding dengan beberapa tema seperti tradisional, internasional, agamis, romantis atau bahkan terkesan lucu dan menarik bisa anda pakai untuk masa pranikah nanti. Semoga ini bisa berguna untuk anda semua

~*... BUKTI TUMBUHAN PUN BERTASBIH ...*~

Add caption
Bismillahir-Rahmanir-Rahim...Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of plant Molecular Biologist, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak biasa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhahiyah) dengan sebuah alat yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik.

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang professor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menfsirkan fenomena itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa...

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan diantara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan mengadakan penelitian dan pengkajian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: "Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1400 tahun yang lalu".

Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.
Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah:
"....Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya,tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun" (QS.Al-Israa': 44)

Tidaklah suara denyutan itu melainkan lafadz jalalah (nama Allah Azza wa Jalla) sebagaimana tampak dalam layer (Oscilloscope) .Maka keheningan dan keheranan luarbiasa menghiasi aula dimana para ilmuwan muslim tersebut berbicara.

SubhanalLaah, Maha Suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini!! Segala sesuatu bertasbih menggunakan nama Allah Jalla wa 'Ala. Akhirnya orang yang bertanggung-jawab terhadap penelitian ini, yaitu Prof. William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang dibawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia menghadiahkan alQur'an dan terjemahnya kepada sang professor.

Selang beberapa hari setelah itu, professor William mengadakan ceramah di universitas Carnich - Miloun, ia mengatakan: "Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah didalam alQur'an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan "Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya"

Sang professor ini telah mengumumkan Islam nya dihadapan para hadirin yang sedang terperangah.

Allahu Akbar !! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah agama Islam.

Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah.....
=== **Sumber : Dikutip dari Majalah QIBLATI edisi no. 11 tahun 2006/1427 H

Kamis, 27 Oktober 2011

.... 50 FAKTA TENTANG PRIA YG PERLU DIKETAHUI WANITA ....

Bismillahir-Rahmanir-Rahim...

Baik pria maupun wanita pasti mempunyai rahasia, sifat dan sikap masing-masing. Kadang sebagai pria juga belum tentu tahu makhluk seperti apakah dirinya, begitu juga wanita. Apalagi untuk mengetahui seperti apa lawan jenis.

Ada 50 fakta tentang pria yang harus diketahui oleh khususnya wanita sebagai orang yang menemani pria di masa hidupnya...

1. Sebenarnya pria tak mencari wanita yang cantik, yang dicari adalah wanita yang enak dilihat dan mempesona. (Untuk itu, ia selalu meminta Anda berdandan. Bukan karena ia mata keranjang, tetapi mereka ingin Anda terlihat mempesona)...

2. Pria sangat benci dikhianati. (Walau mereka egois, keras, dan sok kuat, tetapi mereka adalah makhluk yang rapuh)

3. Detik ini ia menyukai Anda, beberapa detik kemudian, ia lupa dan malah asyik bersama teman-temannya. (Hal ini wajar, tetapi bukan berarti Anda tak pernah ada di hatinya)...

4. Jika ia mengatakan “Ya, memang aku nggak ngerti kamu,” itu artinya pemikiran dia dan Anda berbeda. (Bukan berarti tak bisa bersatu, tetapi coba untuk saling memahami satu sama lain)...

5. Dalam sehari, ia akan sibuk bermain dan menjalani aktivitasnya bersama teman-temannya. Tetapi percayalah, saat ia bersiap untuk tidur, Anda selalu terbersit di dalam benaknya. (Dan percayalah, mereka suka senyum-senyum sendiri saat membayangkan betapa cantiknya Anda hari ini)...

6. “Kamu lagi ngapain?” atau “Sudah makan belum?” adalah kalimat yang paling sering diucapkan pria saat di telepon. (Mereka memang bukan makhluk yang pandai berbasa-basi, tetapi mereka sungguh ingin tahu semua hal detail soal Anda)....

7. Jika seorang pria benar-benar mencintai Anda, ia akan menerima Anda apa adanya. Tak peduli Anda gemuk, hitam atau berjerawat. (Mereka mungkin akan memberi saran pada Anda untuk diet saat Anda merasa gemuk, tetapi mereka tulus mencintai Anda)...

8. Pria sangat tergila-gila saat melihat senyuman Anda. (Untuk itu jangan memelihara cemberut di wajah Anda, tersenyum dan buatlah ia semakin terpesona)...
.
9. Pria akan melakukan apa saja untuk meraih perhatian Anda. (Termasuk memamerkan kisahnya dengan sang mantan, walau terkadang hal ini tak perlu diceritakannya pada Anda)...

10. Pria tak suka jika Anda bercerita soal mantannya. (Walau kadang ia suka pamer soal mantannya kepada Anda, tapi ia sangat cemburu jika ia mendengar cerita soal mantan Anda)....

11. Jika pria ingin bertemu dengan orang tua Anda, jangan ragu dan malu. Ia serius dengan Anda lho!...

12. Pria ingin selalu berbagi semua hal dengan Anda, namun terkadang ia tak bisa mengungkapkan semua hal dengan baik. (Untuk itu, jangan paksa dirinya bercerita jika memang ia belum siap untuk bercerita)....

13. Sesekali, pria menangis. (Semua bayi, pria maupun wanita menangis, dan pria dewasa juga memiliki rasa sedih, saat mereka kecewa dan sedih, mereka pun bisa menangis seperti Anda. Berikan pelukan dan dukungan padanya, karena Anda ada untuknya)...

14. Jangan berusaha membuat pria marah, karena mereka adalah makhluk temperamen yang mudah marah....

15. Pria adalah makhluk simple, mereka bukan tipikal yang selalu berharap dan berandai-andai....

16. Pria akan mencoba mendapatkan hati wanita yang memutuskannya, sebelum akhirnya mereka berusaha melupakannya. (Inilah yang membuat mereka getol menelepon Anda setelah habis putus, dan kemudian akhirnya menyerah karena Anda memberikan respon yang negatif)....

17. Saat Anda membuat seorang pria jatuh cinta, selamanya ia tak akan pernah bisa melupakannya. (Untuk itu bisa dibilang pria lebih rapuh dan sulit melupakan ketimbang wanita)...

18. Jangan pernah berkata padanya, “Mmhhh… ah tidak lupakan saja” karena hal ini akan membuat ia bertanya-tanya dan bahkan curiga pada Anda. (Seperti halnya wanita, mereka juga makhluk yang sensitif dan ingin tahu)....

19. Pria tak akan pernah bisa tidur, jika perlahan Anda mengusap punggungnya. Dan membelai lembut kepalanya. (Percayalah, jika Anda melakukan ini pada kekasih Anda, maka ia akan terus menerus merindukan Anda)...

20. Pria selalu memiliki cara untuk memuji Anda (baca: merayu Anda)...

21. Jika pria ragu-ragu dan terlihat berpikir keras saat Anda menyatakan pendapat atau meminta mereka melakukan sesuatu, artinya mereka tidak mau melakukannya. (Kebanyakan pria akan berbohong dan melakukan hal yang tak ingin ia lakukan untuk wanita yang ia cintai. Tapi percayalah, mereka sangat menderita dan merasa terkekang)...

22. Jika Anda berkata tidak, yang ada di dalam pikiran pria adalah “Akan aku coba lagi” (Masih ingat kan saat ia meminta Anda menjadi kekasihnya?)....

23. Anda tak akan pernah bisa membuat pria mengerti dalam sekali berbicara saja. Mereka makhluk yang cerdas, tetapi terkadang sulit bagi mereka untuk mengerti Anda. (Begitulah pria menyebut wanita sebagai makhluk yang sulit dimengerti)...

24. Pria benci gay! (Bukan bermaksud diskriminasi atau jahat, tetapi terkadang mereka tak habis pikir, mengapa seseorang bisa menyukai sesama jenisnya. Dan terkadang mereka malah takut dan cenderung menutup pertemanan dengan mereka yang berhubungan dengan sesama jenis)...

25. Pria sangat menyayangi ibunya...

26. Pria akan menyisihkan sebagian uangnya hanya untuk membeli hadiah kecil untuk Anda....

27. Pria sering berpikir tentang wanita yang mungkin menyukai mereka (termasuk si centil yang sering kali membuat Anda jengkel dengan SMS-SMS genitnya), tetapi bukan berarti mereka menyukai wanita itu lho....

28. Anda tak akan pernah bisa mengerti pria, kecuali Anda menyediakan waktu untuk mendengar keluh kesah mereka dan bukan melulu bercerita tentang diri Anda....

29. Jika seorang pria dengan sungguh-sungguh mengatakan, Anda adalah satu-satunya orang yang dicintainya, percayalah, perkataannya tulus dari dalam hati....

30. Bukan pria saja yang gemar bergosip, di antara teman prianya, mereka juga seringkali bergosip.....

31. Wanita, adalah kelemahan setiap pria. (Mereka tak akan tahan melihat air mata jatuh dari mata Anda. Mereka juga tak suka melihat Anda bersedih)...

32. Tak seperti wanita, pria lebih jujur dan terbuka tentang diri mereka. Mereka lebih menerima kekurangan apa adanya....

33. Boleh saja membuat pria penasaran pada Anda, tetapi jika digantung terlalu lama, mereka juga bisa bosan dan jenuh lho....

34. Percaya atau tidak, pria adalah juri yang adil dan baik....

35. Walau terkadang mereka berkesan jorok, tetapi pada dasarnya pria suka kebersihan, aroma wangi, dan keindahan....

36. Pria lebih suka pada wanita yang menghargai dirinya apa adanya...

37. Pria mencintai seorang wanita yang bisa menjadi sahabat, sekaligus kekasih baginya...

38. Jika ada seorang pria yang menceritakan masalahnya, Anda cukup mendengarkannya. Jangan beri nasehat atau menyalahkan dirinya.

39. Jika ada seorang pria menyukai Anda, lihat lebih jauh ke dalam matanya. (Mata adalah jendela hati, dan ia tak pernah berbohong)...

40. Pria selalu memiliki cara untuk menghindarkan Anda dari pria lain. (Salah satunya dengan menolak diajak jalan ke mall)...

41. Pria lebih menyukai wanita yang cerdas, ketimbang wanita yang hanya tahu soal make up dan rok mini....

42. Pria adalah sosok yang sok tahu, mereka malu bertanya kepada wanita apa yang diinginkan. Alhasil, tebakan mereka seringkali meleset...

43. Ketika pria menginginkan sesuatu, mereka akan membayangkannya. Tetapi mereka tak mau terlibat terlalu jauh. Mereka lebih cenderung memendam dalam-dalam keinginan mereka jika tahu keinginan itu sulit terwujud...

44. Pria adalah makhluk yang payah dalam soal rahasia. Mereka hampir tak bisa menyimpan rahasia dengan baik....

45. Terkadang, pria terlalu banyak berpikir negatif ketimbang positif...

46. Fantasi pria soal wanita adalah satu-satunya fantasi yang tak mungkin dibatasi. (Sekalipun mereka telah memiliki pasangan dan keluarga)....

47. Tinggi badan mungkin bukan masalah yang terlalu penting bagi pria, tetapi mereka cukup peduli pada berat badan (wanita khususnya, termasuk Anda)...

48. Jika pria mulai serius dengan hubungannya, maka mereka akan menjadi makhluk yang super posesif. (Inilah mengapa ia selalu berusaha menjemput dan mengantar Anda, serta selalu mengecek inbox message di dalam handphone Anda)...

49. Jika Anda tahu bagaimana menaklukkan pria Anda, mereka tak akan pernah bisa jauh dari Anda...

50. Bagi pria, melupakan seseorang membutuhkan waktu yang lebih lama dari seumur hidup......

# Berhubung banyak permintaan di posting lagi ....

Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah.....
=== **Sumber : fashingnet.co

~::*Jejak-Jejak Cahaya Keindahan Cinta*::~ ♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

                                       بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم 

by Muslimah Sholehah 
Memandang Cinta Dari Cermin Hati .....

Ketika hati mendapatkan kedamaian dengan yang dicintai,
Mana mungkin ia menghendaki lainnya?
Sekali bunga teratai dibelai kehangatan matahari,
Akankah ia menginginkan rembulan?
Ketika jiwa dahaga akan seteguk air jernih, tak ada gunanya gula.

Tempat Cinta adalah hati, dan hati adalah emas murni.
Keagungan ilahiah menggosoknya dengan menatapnya,
Menjadikan terang dan murni.
Jejak-jejak cahaya keindahan Cinta tiada terperi muncul dalam cermin
kesolehan hati.
Cinta manusiawi hidup melalui Cinta ilahi ...

    Ketika engkau mencintai wanita , genggamlah hatinya kerana  ia adalah "kunci emas" kasih sayang Ilahi yang dapat menahan derasnya hujan-badai, panas -teriknya mentari, dan silau emas -permata.

    Ketika engkau membelai rambutnya yang berkilau, berbahagialah sebab cinta telah menyegarkan dirimu dengan keharuman syurga.

    Ketika engkau menggenggam tangannya dengan genggaman kasihmu , maka rasakanlah kelembutan jemari-jemari Ilahi yang telah memayungi hatimu dari keresahan dengan senandung kedamaian.

    Ketika engkau mendengar suaranya yang teduh menenteramkan batinmu , berbahagialah sebab cinta sedang memandang dari kedalam jiwa, bersenandung bersama kicau burung dan kecantikan putik-putik bunga.

    Ketika engkau melihatnya tersenyum , maka berbahagialah kerana cinta telah membasuh luka hati dengan senandung air mata kebahagiaan dan tangis rindu.

    Ketika engkau melihat sepasang matanya yang indah , berbahagialah kerana  engkau telah menterjemahkan segala rahasia hati yang bersemayam didalam bathinnya.

    Ketika engkau mendengar dirinya bersenandung ,ikutlah bernyanyi bersamanya, kerana  tidak ada ungkapan yang kasih yang lebih indah-dari ungkapan; yang keluar dari sepasang insan yang sedang dilanda badai asmara.

    Ketika engkau melihat cinta dengan hasrat kasih Ilahi , maka berbahagialah kerana  kidung semesta telah merestui dan memberkati ladang-ladang Ilahi dari hujan yang turun dari kesucian langit


Kerana apalah ertinya cinta -selain kesejatiannya , cinta telah bahagia dengan mahkota keabadiannya , cinta tidak memerlukan apapun selain darinya , karena cinta telah cukup untuk cinta -ia takkan pernah pudar , selamanya berpijar, serta bersemayam dikedalaman jiwa -setiap insan yang terberkati oleh-Nya.

Jika kau merasa lelah dan tak
berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan
hatimu masih terasa pedih.
Allah SWT sudah menghitung air matamu.

Ketika kau fikir bahwa hidupmu
sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berjalan begitu saja.
Allah SWT sedang menunggu bersamamu.

Ketika kau berfikir bahwa kau sudah mencuba
segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi..
Allah SWT sudah punya jawapannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal
dan kau merasa tertekan.
Allah SWT dapat menenangkanmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu
terlalu sibuk untuk menyapamu
Allah SWT selalu berada disampingmu.

Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati
yang tak kunjung datang..
Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang
lebih besar dari segalanya dan Dia telah
menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.

Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang,
namun kau tahu cintamu tak terbalas.
Allah SWT tahu apa yang ada di depanmu dan
Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.

Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan.
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum.
Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak- jejak harapan.
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin
mengucap syukur. Allah SWT telah memberkatimu.
Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban.
Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi.
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat dimanapun kau atau kemanapun kau
menghadap. Allah SWT Maha Mengetahui…

Semoga bermanfa'at Insya Allah

~::*SUDIKAH ENGKAU MENJADI IMAM DI SETIAP SHOLATKU*::~ ♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

oleh Muslimah Sholehah

    Satu ketika kau bertanya..

Sudikah kau menjadi Makmum disetiap solatku..
agar solatku lebih bermakna dan terjaga hendaknya..sudikah kau menjadi Penjaga diri
dan maruahku agar hidupku lebih tenang dan bahagia sudikah kau menjadi Pendidik hati
dan jiwaku agar rohaniku terisi hikmahNya

dan akhlakku terjaga hendaknya sudikah kau menjadi Pemerhati setiap gerak dan langkahku
agar aku tahu mana salah dan buruk lakuku sudikah kau menjadi Peneman di kala suka dan duka ku agar satu hari,
jika ujian itu datang air mataku ada yg menghapuskan..sudikah kau menjadi Pembela diriku
dan agamaku agar aku terus berada di atas jln yg benar sudikah kau menjadi Penggerak semangatku..
agar bila aku kelesuan kau mampu membei bantuan walau hanya sekadar senyuman
Sudikah kau menjadi Sahabat buat diriku..mendengar luahan hatiku agar aku boleh berbicara apa saja dgn mu
tanpa rasa ragu..Sudikah kau menjadi Penghibur ketika ku kesunyian
agar aku boleh ketawa riang

     Satu ketika aku menjawab...


"Ya, Aku sudi..Kerana kau pilihanku kerana ILLAHI dan Kau juga memilihku kerana petunjuk RABBI"
Tetapi,aku kembalikan soalan ini kepadamu..sudikah kau terus menjadi IMAM di setiap SOLATKU?

jika aku sudah tidak seperti dulu?Sudikah kau pula menjadi Imam, Penjaga, Pendidik Pemerhati,Peneman, Pembela
Penggerak, Sahabat dan Penghiburku Jika suatu ketika nanti aku sudah tidak mampu lagi menjadi Makmum di setiap solatmu..Jika aku sudah tidak mampu lagi menjagamu,menemanimu memerhatikanmu,mendidikmu membelamu,menggerakkanmu menjadi sahabatmu dan menghiburkanmu Sudikah kamu wahai .....................?

 Aku percaya..kau masih sudi..
"Kerana Aku pilihanmu kerana ILLAHI
dan Aku juga telah memilihmu kerana petunjuk RABBI"
 Nikmatilah Percintaan itu dgn caranya yg terindah

Semoga bermanfaat...
 

SEORANG MUSLIMAH ITU......

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

by Muslimah Sholehah 
Seorang Muslimah itu...
Yang lembut fitrah tercipta, halus kulit, manis tuturnya, lentur hati ... tulus wajahnya, setulus rasa membisik di jiwa, di matanya cahaya, dalamnya ada air, sehangat cinta, sejernih suka, sedalam duka, ceritera hidupnya ...

Seorang Muslimah itu ...
hatinya penuh manja, penuh cinta, sayang semuanya, cinta untuk diberi ... cinta untuk dirasa ...
namun manjanya bukan untuk semua, bukan lemah, atau kelemahan dunia ... ia bisa kuat, bisa jadi tabah, bisa ampuh menyokong, pahlawan-pahlawan dunia ... begitu unik tercipta, lembutnya bukan lemah, tabahnya tak perlu pada jasad yang gagah ...

Seorang Muslimah itu ...
teman yang setia, buat Adam dialah Hawa, tetap di sini ... dari indahnya jannah, hatta ke medan dunia, hingga kembali mengecap ni'matNya ...

Seorang Muslimah itu ...
bisa seteguh Khadijah, yang suci hatinya, tabah & tenang sikapnya, teman lah-Rasul, pengubat duka & laranya ... bijaksana ia, menyimpan ílmu, si teman bicara, dialah Òishah, penyeri taman Rasulullah, dialah Hafsah, penyimpan mashaf pertama kalamullah ...

Seorang Muslimah itu ...
bisa setabah Maryam, meski dicaci meski dikeji, itu hanya cerca manusia, namun sucinya ALLah memuji ... seperti Fatimah kudusnya, meniti hidup seadanya, puteri Rasulullah ... kesayangan ayahanda, suaminya si panglima agama, di belakangnya dialah pelita, cahya penerang segenap rumahnya, ummi tersayang cucunda Baginda ... bisa dia segagah Nailah, dengan dua tangan tegar melindung khalifah, meski akhirnya bermandi darah, meski akhirnya khalifah rebah, syaheed menyahut panggilan Allah.

Seorang Muslimah itu ...
perlu ada yang membela, agar ia terdidik jiwa, agar ia terpelihara ... dengan kenal Rabbnya, dengan cinta Rasulnya ... dengan yakin Deennya, dengan teguh áqidahnya, dengan utuh cinta yang terutama, Allah jua RasulNya, dalam ketaatan penuh setia . pemelihara maruah dirinya, agama, keluarga & ummahnya ...

Seorang Muslimah itu ...
melenturnya perlu kasih sayang, membentuknya perlu kebijaksanaan,kesabaran dan kemaafan, keyakinan & penghargaan, tanpa jemu & tanpa bosan, memimpin tangan, menunjuk jalan ...

Seorang Muslimah itu ...
yang hidup di alaf ini, gadis akhir zaman,era hidup perlu berdikari ... dirinya terancam dek fitnah, sucinya perlu tabah, cintanya tak boleh berubah, tak bisa terpadam dek helah, dek keliru fikir jiwanya, kerna dihambur ucapkata nista, hanya kerana dunia memperdaya ... kerna seorang gadis itu, yang hidup di zaman ini ... perlu teguh kakinya, mantap iman mengunci jiwanya, dari lemah & kalah, dalam pertarungan yang lama ... dari rebah & salah, dalam perjalanan mengenali Tuhannya, dalam perjuangan menggapai cinta, ni'mat hakiki seorang hamba, dari Tuhan yang menciptakan, dari Tuhan yang mengurniakan, seorang gadis itu ... anugerah istimewa kepada dunia!

Seorang Muslimah itu ...
tinggallah di dunia, sebagai ábidah, dahípayah & mujahidah, pejuang ummah ... anak ummi & ayah, muslimah yang solehah ... kelak jadi ibu, membentuk anak-anak ummah, rumahnya taman ilmu, taman budi & marifatullah ...

Seorang Muslimah itu ...
moga akan pulang, dalam cinta & dalam sayang, redha dalam keredhaan, Tuhan yang menentukan ... seorang gadis itu dalam kebahagiaan! Moga lah-Rahman melindungi, merahmati dan merestui, perjalanan seorang gadis itu ... menuju cintaNYA yang ABADI.

Semoga bermanfaat..

TAUSIAH

Menghias Hati dengan Menangis

Menghias Hati dengan Menangis

“Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Indahnya hidup dengan celupan iman. Saat itulah terasa bahwa dunia bukan segala-galanya. Ada yang jauh lebih besar dari yang ada di depan mata. Semuanya teramat kecil dibanding dengan balasan dan siksa Allah swt.
Menyadari bahwa dosa diri tak akan terpikul di pundak orang lain
Siapa pun kita, jangan pernah berpikir bahwa dosa-dosa yang telah dilakukan akan terpikul di pundak orang lain. Siapa pun. Pemimpinkah, tokoh yang punya banyak pengikutkah, orang kayakah. Semua kebaikan dan keburukan akan kembali ke pelakunya.
Maha Benar Allah dengan firman-Nya dalam surah Al-An’am ayat 164. “…Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan.”
Lalu, pernahkah kita menghitung-hitung dosa yang telah kita lakukan. Seberapa banyak dan besar dosa-dosa itu. Jangan-jangan, hitungannya tak beda dengan jumlah nikmat Allah yang kita terima. Atau bahkan, jauh lebih banyak lagi.
Masihkah kita merasa aman dengan mutu diri seperti itu. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun mampu menjamin bahwa esok kita belum berpisah dengan dunia. Belumkah tersadar kalau tak seorang pun bisa yakin bahwa esok ia masih bisa beramal. Belumkah tersadar kalau kelak masing-masing kita sibuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan.
Menyadari bahwa diri teramat hina di hadapan Yang Maha Agung
Di antara keindahan iman adalah anugerah pemahaman bahwa kita begitu hina di hadapan Allah swt. Saat itulah, seorang hamba menemukan jati diri yang sebenarnya. Ia datang ke dunia ini tanpa membawa apa-apa. Dan akan kembali dengan selembar kain putih. Itu pun karena jasa baik orang lain.
Apa yang kita dapatkan pun tak lebih dari anugerah Allah yang tersalur lewat lingkungan. Kita pandai karena orang tua menyekolah kita. Seperi itulah sunnatullah yang menjadi kelaziman bagi setiap orang tua. Kekayaan yang kita peroleh bisa berasal dari warisan orang tua atau karena berkah lingkungan yang lagi-lagi Allah titipkan buat kita. Kita begitu faqir di hadapan Allah swt.
Seperti itulah Allah nyatakan dalam surah Faathir ayat 15 sampai 17, “Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia musnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru (untuk menggantikan kamu). Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah.”
Menyadari bahwa surga tak akan termasuki hanya dengan amal yang sedikit
Mungkin, pernah terangan-angan dalam benak kita bahwa sudah menjadi kemestian kalau Allah swt. akan memasukkan kita kedalam surga. Pikiran itu mengalir lantaran merasa diri telah begitu banyak beramal. Siang malam, tak henti-hentinya kita menunaikan ibadah. “Pasti, pasti saya akan masuk surga,” begitulah keyakinan diri itu muncul karena melihat amal diri sudah lebih dari cukup.
Namun, ketika perbandingan nilai dilayangkan jauh ke generasi sahabat Rasul, kita akan melihat pemandangan lain. Bahwa, para generasi sekaliber sahabat pun tidak pernah aman kalau mereka pasti masuk surga. Dan seperti itulah dasar pijakan mereka ketika ada order-order baru yang diperintahkan Rasulullah.
Begitulah ketika turun perintah hijrah. Mereka menatap segala bayang-bayang suram soal sanak keluarga yang ditinggal, harta yang pasti akan disita, dengan satu harapan: Allah pasti akan memberikan balasan yang terbaik. Dan itu adalah pilihan yang tak boleh disia-siakan. Begitu pun ketika secara tidak disengaja, Allah mempertemukan mereka dengan pasukan yang tiga kali lebih banyak dalam daerah yang bernama Badar. Dan taruhan saat itu bukan hal sepele: nyawa. Lagi-lagi, semua itu mereka tempuh demi menyongsong investasi besar, meraih surga.
Begitulah Allah menggambarkan mereka dalam surah Albaqarah ayat 214. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”
Menyadari bahwa azab Allah teramat pedih
Apa yang bisa kita bayangkan ketika suatu ketika semua manusia berkumpul dalam tempat luas yang tak seorang pun punya hak istimewa kecuali dengan izin Allah. Jangankan hak istimewa, pakaian pun tak ada. Yang jelas dalam benak manusia saat itu cuma pada dua pilihan: surga atau neraka. Di dua tempat itulah pilihan akhir nasib seorang anak manusia.
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (QS. 80: 34-37)
Mulailah bayang-bayang pedihnya siksa neraka tergambar jelas. Kematian di dunia cuma sekali. Sementara, di neraka orang tidak pernah mati. Selamanya merasakan pedihnya siksa. Terus, dan selamanya.
Seperti apa siksa neraka, Rasulullah saw. pernah menggambarkan sebuah contoh siksa yang paling ringan. “Sesungguhnya seringan-ringan siksa penghuni neraka pada hari kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya. Sedangkan ia berpendapat bahwa tidak ada seorang pun yang lebih berat siksaannya daripada itu, padahal itu adalah siksaan yang paling ringan bagi penghuni neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Belum saatnyakah kita menangis di hadapan Allah. Atau jangan-jangan, hati kita sudah teramat keras untuk tersentuh dengan kekuasaan Allah yang teramat jelas di hadapan kita. Imam Ghazali pernah memberi nasihat, jika seorang hamba Allah tidak lagi mudah menangis karena takut dengan kekuasaan Allah, justru menangislah karena ketidakmampuan itu.

MEWUJUDKAN RUMAH TANGGA IDAMAN

MEWUJUDKAN RUMAH TANGGA IDAMAN
Rumahku Surgaku, Dimana Gerangan ?
Bagi seorang gadis, saat pernikahan adalah saat dinantikan. Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa pernikahan adalah peristiwa besar dalam hidup seseorang. Pernikahaan membawa perubahan status, peranan, bahkan perubahan hak dan kewajiban. Tidak heran bila seorang gadis akan memasuki gerbang rumah tangga dengan berbagai rasa berkecamuk didada. Ada haru, was-was, cemas bahagia, juga gelisah. Angannya melambung. Impiannya terenda. Dalam galau ada tanya dihati: akankah kuraih rumah idamanku ?
Fakta telah berbicara bahwa ada banyak biduk yang karam dihempas gelombang. Ada banyak insan yang harus melepas impian rumahku surgaku, baiti jannati!. Tak ada lagi manisnya madu pernikahan, yang tersisa empedu dan kegetiran. Angka perceraian semakin tinggi. Tentu saja ini belum termasuk jumlah rumah tangga yang mengalami kebekuan, kurang harmonis dan tidak sehat, namum karena berbagai alasan, tetap bertahan.
Bagi kita yang meyakini bahwa rumah tangga adalah sarana penentram jiwa, pembawa misi mawaddah wa rohmah, dan satu anak tanga menuju kejayan Islam, keadaan ini tentu saja tak dapat dibiarkan. Harus ada kesadaran untuk memperbaiki, harus ada keinginan untuk melakukan upaya penyelamatan.
Mengapa biduk rumah tanggaku karam ?
Beberapa faktor penyebab kegagalan membina kebahagian suami-istri.:
Pertama, kurangnya perhatian terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan fase pra-nikah.
Kedua, kurangnya pemahaman tentang hak dan kewajiban suami-istri.
Ketiga, ketidakmampuan untuk bersikap realitis dalam masalah nafkah, sifat masing-masing, pemenuhan hak dan kewajiban, serta masalah lainnya.
Keempat, kurang memehami masalah kejiwaan masing-masing pihak.
Kelima, pengabaian terhadap masalah anak.
Keenam, ketidakmampuan bersikap proporsional dalam menghadapi problema rumah tangga.
Upaya Membina Rumah Tangga Samara
Rumah tangga samara (sakinah, mawaddah, rahmah) tidaklah wujud dengan proses sim-salabim tanpa kerja keras individu-individu pendukungnya. Karena itu, pemahaman yang benar tentang konsep rumah tangga samara berikut kriteria isteri dan suami teladan mutlak dimiliki.
A). Konsep Rumah Tangga Samara
Rumah tangga adalah markas atau pusat dimana denyut-denyut pergaulan hidup bergetar. Ia adalah susunan yang hidup, yang dapat mengekalkan keturunan. Rumah tangga adalah alam pergaulan manusia yang diperkecil. Bukankah dalam rumah tangga itu lahir dan tumbuh apa yang disebut aturan hidup (dien), kekuasaan, pendidikan, hukum dan perusahaan ?
Keluarga adalah kesatuan yang utuh, teratur, dan sempurna. Dari situ bergelora perasaan yang halus dan sukma yang hidup, yang dianggap sebagai mata air perikemanusiaan dan telaga pesaudaraan sejagad yang tidak pernah kering.
Struktur rumah tangga yang terbentuk melalui hubungan pernikahan mengandung tanggung jawab sekaligus meliharkan rasa saling memiliki dan saling berharap (mutual expectation). Perikatan hukum yang diikuti perikatan batin itu akan menimbulkan saling asah, asih dan asuh yang tercermin dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.
Rumah tangga samara bercermin pada rumah tangga yang dibangun, dibentuk dan dibina oleh Rasulullah s.a.w. Teduh dan lapang dalam segala aspeknya, baik secara moral, mau pun material. Jauh dari sikap boros dalam makanan, pakaian, perabot rumah tangga dan sebagainya (QS: Al’Araf: 31). Kelapangan dari segi moral dalah segala sesuatu yang meliputi tingkah laku dan pemikiran. Penghuni rumah tangga samara selalu mengikuti tuntunan perilaku Rasulullah s.a.w.. Dalam pemikiran mereka menyukai kejelasan dan kedalaman serta menjauihi hal-hal yang rumit dan dangkal.
Dalam rumah tangga samara akan ditemui suasana yang sehat bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Anak-anak telah diarahkan sejak dini untuk memiliki aqidah, visi hidup, pola pikir dan akhlak yang benar. Mereka tumbuh dan berkembang dalam suasana kondusif menuju pribadi dewasa yang memiliki aqidah sehat, ibadah benar, ahklak sempurna, fisik yang kuat, mandiri, pandai mengatur dan mengurus urusannya, bertanggung jawab, pandai mengatur waktu, dan optimal dalam memanfaatkan potensinya untuk meraih materi.
Rumah tangga samara akan menjadikan jihad, syahid, dan surga sebagai tujuan optimal kehidupan berumah tangga. Mampu membebaskan diri dan keluarga dari api neraka dengan masuk surga dijadikan sebagai ukuran kesuksesan hakiki. (QS: Al Imron : 185).
Rumah tangga samara jauh dari kebisingan akibat perselisihan dan pertengkaran. (QS: Luqman: 19).
Menjaga kebersihan dan kesucian adalah hal yang selalu dijaga dalam sebuah rumah tangga samara (QS: At Taubah: 108).
B). Kriteria Suami & Isteri Teladan
Membicarakan konsep rumah tangga samara tentu saja tidak lepas dari pembicaraan tentang kriteria suami dan isteri teladan sebagai unsur utama penopang tegaknya rumah tangga.
Sebab, suami adalah qowwam dan isteri adalah mitra qowwam yang sangat berpengaruh. Suami adalah juga bapak dan isteri adalah juga ibu. Suami berperan utama di sektor publik dan isteri bertanggung jawab utama pada sektor domestik. Mereka ibarat dua kepak sayap burung yang tak boleh patah salah satunya.
Sehingga sebagai qowwam, suami haruslah tegak dan mampu menegakkan. Sikap tersebut tercermin dalam kemampuannya mengarahkan dan membimbing rumah tangga, pergaulan yang ma’ruf, tanggung jawab pendidikan anak, dan tanggung jawab pemenuhan aspek materi.
“Sebaik-baik kamu dalah terbaik terhadap isterinya. Aku adalah yang terbaik diantara kamu terhadap isteri. Tidaklah menghormati wanita kecuali laki-laki yang mulia, dan tidaklah menghinakannya kecuali laki-laki yang hina” begitulah Rasulullah s.a.w. berpesan. (HR. Ibnu Asakir dari Ali ra).
Dan sebagai mitra qowwam, isteri haruslah pandai membaca dan menterjemahkan petunjuk sang qowwam. Isteri harus dapat berfungsi sebagai rumah psikis bagi suami, sebab ia pembawa misi penentram dan penyejuk. Kedudukannya sebagai mitra menuntut seorang isteri untuk mampu mengimbangi dan berbagi tugas dengan suami dalam menjalankan roda rumah tangga.
C). Kiat-kiat membina rumah tangga samara
Seringkali kita dihadapi pada kondisi paham sesuatu secara konsep (teoritis) tapi terbentur pada praktiknya. Begitu juga dalam berumah tangga. Kita paham bagaimana seharusnya, tapi sulit untuk bersikap bagaimana seharusnya.
Kiat-kiat praktis membina rumah tangga samara, antara lain adalah sebagai berikut:
Pertama: Harus ada penetapan cinta dalam diri suami isteri. Cinta yang mekar diawal pernikahan hendaknya tetap bersemi dalam perjalanan selanjutnya. Jangan biarkan cinta brguguran. Jangan buang bahasa cinta dalam kamus pergaulan suami isteri. Sikap mesra dan romantis yang biasanya bertaburan pada awal pernikahan hendaknya dapat dipertahankan. Tidak ada istilah sudah tua untuk mengekspressikan rasa cinta dengan mengatakan, mencium, memeluk atau bersikap manis. Bukankah Rasulullah s.a.w. senantiasa menunjukkan rasa cintanya pada isteri dan anak-anaknya dengan mencium, memeluk, bermain-main, dan bersenda gurau….?
Kedua: Harus dikembangkan sistem kerja sama yang benar, harmonis dan seimbang, disertai keinginan untuk menjauhi sebab-sebab perpecahan dan perselisihan.
Ketiga: Harus dipikirkan pola komunikasi yang sehat dan efektif, terlebih bila banyak kesibukan dan tanggung jawab lain diluar rumah tangga. Adalah tidak sehat bila isteri merasa tertekan dengan gaya bossy sang suami atau sebaliknya suami merasa isteri tidak mengindahkannya.
Keempat: Harus ada upaya untuk menyelesaikan problem-problem rumah tangga dengan sikap dewasa dan proporsional. Termasuk didalamnya masalah perasaan, anak, ekonomi, komunikasi, dan sebagainya. Masalah sekecil apapun harus tuntas. Adalah kebiasaan yang salah, namun banyak terjadi, menganggap selesainya masalah dengan berlalunya waktu atau mendiamkannya.
Kelima: Adanya perhatian terhadap kesehatan hubungan seksual suami isteri. Adalah keliru bila menganggap masalah seksual sebagai hal tabu yang tak patut dibicarakan dan dipermasalahkan. Bukankah Allah s.w.t. memberikan hajat seksual ini sebagai kebutuhan fitrah yang tak mungkin ditinggalkan? Sikap realistis dan proporsional kembali diperlukan dalam menyelesaikan masalah ini.
Keenam: Sedapat mungkin menghindari adanya intervensi pihak lain dalam urusan internal rumah tangga, baik dalam masalah ekonomi, pendidikan anak, ataupun masalah kebijakan rumah tangga. Ini dapat terjadi manakala kemandirian dan tidak menunjukkan sikap ketergantungan telah diterapkan sejak awal.
Rumah Tangga Samara : Bukan Utopia !!!
Mengapa tidak ?? Kita tak perlu pesimis. Yakinlah. Rasulullah s.a.w. turun membawa ajaran Islam untuk menjadi nyata, termasuk merealisasikan konsep rumah tangga samara di muka bumi ini. Dan ajaran Islam adalah pas buat kita. Tinggal berpulang pada diri: maukah berusaha maksimal atau tidak ?.
Wallohu’alam !

MENJADI MUSLIM PRODUKTIF

MENJADI MUSLIM PRODUKTIF
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan tanganmu untuk bekerja. Jika kamu tidak mendapati suatu pekerjaan untuk urusan ketaatan, maka ia akan mencari beberapa pekerjaan untuk urusan maksiat”. Produktif adalah kemampuan menghasilkan produk yang bermanfaat bagi diri sendiri, maupun orang lain. Ketika Nabi SAW ditanya, siapa mukmin yang paling baik, beliau menjawab: ”Yang paling bermanfaat bagi sekitarnya (Naafi’un, Lighoirihi)”. Produktifitas, kini menjadi tuntutan bagi setiap muslim. Dakwah Islam akan menang, kalimahnya akan tegak di bumi jika dilakukan oleh para da’i yang produktif hidupnya.
Hakikat Bekerja
Al ’Amal Huwal Asas!, begitu ungkapan hikmah. Bekerja akan berbicara lebih keras dari perkataan (Action Speaks Loder Than Words). Kontribusi lebih berarti daripada mencaci. Produktifitas melakukan proses kerja dan usaha. Bekerja berarti malakukan suatu amal, berbuat dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, orang lain maupun bagi agama, bangsa dan negara.
Islam sangat menghargai dan memulyakan kerja. Orang yang berkerja menghidupi dirinya, keluarganya , bahkan demi kesejahteraan masyarakatnya, di mata Allah jauh lebih utama ketimbang seorang ’abid yang mengabaikan kerja. Sikap malas adalah aib bagi manusia dan itulah yang kelak menjadi sebab kemerosotannya. Allah berfirman: ”Jika kamu selesai menunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah sebagian karunia Allah” (QS. Al Jumu’ah:10)
Nabi pun bersabda:”Orang yang bekerja keras demi keluarganya adalah seperti orang yang berjuang di jalan Allah azza wa jalla” (HR.Tabrani, Baihaqi dan Ahmad)
Dari dalil-dalil di atas, terlihat bahwa Islam adalah agama yang sangat menekankan aspek amal dan etos kerja positif. Bekerja berarti memberikan pengaruh besar bagi kemajuan dan perkembangan. Bekerja adalah satu-satunya sarana untuk menundukkan kekuatan alam dan memanfaatkannya sebaik mungkin demi kesejahteraan umat.
Orang-orang besar dalam Islam bekerja dengan baik . Tak satupun nabi yang diutus di dunia ini yang tidak bekerja. Nabi Muhammad menggembalakan kambing, berdagang. Nabi Daud seorang pandai besi, Nabi Adam bercocok tanam, Nabi Nuh tukang kayu, Nabi Idris penjahit, dan Nabi Musa penggembala. Sebelum menjadi khalifah, Abu Bakar terbiasa pergi ke pasar untuk berdagang pakaian. Umar bin Khattab terbiasa mengangkut air dengan girbah untuk kepentingan keluarganya. Fatimah, anak Nabi, sering memutar batu penggiling hingga tangannya berbekas atau mengambil air dengan girbah hingga pundaknya luka. Imam Malik aktif berdagang, sedangkan Imam Ahmad bin Hambal sibuk menasakh, meneliti dan menyusun kitab-kitab. Imam Ahmad bin Umar, penyusun kitab tentang pajak tanah berprofesi ”penambal sepatu”. Ia menyelesaikan kitab di sela-sela kesibukannya sebagai penambal sepatu.

Bekerja dunia akhirat
”Dialah Allah yang menjadikan kematian dan kehidupan, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik pekerjaannya.” (QS.Al Mulk:2)
Allah menciptakan mati dan hidup untuk menguji manusia, siapa yang terbaik pekerjaannya selama di dunia. Memahami hakikat mati dan hidup adalah penting, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengisi kehidupan dunia dan akhirat kelak. Meninggalkan salah satunya hanya akan membawa bencana. Allah menekankan manusia agar memperhatikan dan menghargai kehidupan dunianya, di samping kehidupan akhirat yang memang seharusnya lebih dominan.
”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan jangan kami lupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi..” (QS.Al Qashas:77)
”Yang terbaik di antaramu bukanlah orang yang meninggalkan akhirat demi dunianya, dan yang meninggalkan dunianya demi akhiratnya, dan dia tidak menyusahkan manusia” (Al Hadist al Khatib dari Anas)

Syarat-syarat Produktifitas
Produktifitas dalam kehidupan umat Islam tentu saja tidak akan terwujud begitu saja. Berikut ini beberapa aspek yang dapat dilakukan dalam bekerja, antara lain:
1. Setiap muslim hendaknya selalu meningkatkan kualitas dirinya.
Jadilah manusia pembelajar! Karena hanya dengan belajar, setiap pribadi dapat meningkat kualitas dirinya, tumbuh dan berkembang, baik dari segi akal, ruhani maupun jasad. Aktifitas belajar dilakukan agar manusia secara alamiah berproses menjadi lebih dewasa dan berkualitas dalam menghadapi dan menilai kehidupannya.
Produktifitas sejalan dengan kualitas. Berkualitas berarti memiliki kemampuan. Setidaknya ada tiga hal yang berkaitan dengan kemampuan; yaitu pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan keterampilan (skill). Meningkatkan kualits diri adalah selalu belajar mematangkan ketiga hal tersebut.
2. Setiap muslim hendaknya me-menej waktu dengan baik
Asy-Syahid Hasan Al Banna mengatakan, ”Waktu adalah kehidupan”. Hasan Al Basri menasehato ”Sesungguhnya kamu adalah himpunan hari-hari. Setiap hati milikmu pergi, berarti pergilah sebagian dirimu. Waktu berjalan dan mustahil kembali. Kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin, karena menyiakannya termasuk tindakan jahil. Rasulullah SAW bersabda: ”Dua macam nikmat dari beberapa nikmat Allah yang banyak menipu manusia adalah nikmat kesehatan dan kekosongan (kesenggangan)” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas).


3. Bertawkakal Hanya kepada Allah
Tawakkal kepada Allah saat bekerja penting untuk membangun produktifitas. Tawakkal adalah bersandar kepada Allah, mengaitkan hati pada-Nya, memperhitungkan sebab-musabab dan menyerahkan hasil akhir kepada Allah semata. Konsep tawakkal dapat mendorong manusia menyisingkan lengan baju. Bersungguh-sungguh dalam berkiprah dan bekerja seraya mengharapkan hasil maksimal dari usaha yang telah dia korbankan, bukannya menanti takdir dari langit tanpa berusaha yang akibatnya mendorong manusia ke kemalasan dan kehancuran hidup. Nabi SAW bersabda: ”Upayakan dahulu masalahnya, lalu bertawakallah” (HR.Turmudzi)


4. Kesesuaian antara Pekerjaan dengan Kecendurangan Aktualisasi Diri
Pekerjaan akan efektif dan produktif jika dicintai bukan dipaksakan. Melakukan pekerjaan dibenci berarti melakukan ua kerja keras. Pertama mencoba mencintai pekerjaan itu, lalu melakukan pekerjaan itu sendiri. Jika seseorang yang mencitantai pekerjaannya maka dia telah mendayagunakan potensinya untuk beraktifitas, melaksanakan gagasan sekaligus mengaktualisasilkan dirinya.


5. Tidak bekerja dalam kelelahan
Seseorang akan bekerja dengan efektif ketika berada dalam kondisi sehat dan segar. Ada dua macam kelelahan: kelelahan fisik dan kelelahan pikiran. Keduanya saling berhubungan. Fisik yang terlalu lelah akan mengakibatkan emosi tidak stabil dan membuat otak tak mampu berpikir jernih. Bekerja dalam keadaaan lelah (fisik dan pikiran) selain mendzalimi diri sendiri juga dapat menyebabkan kejenuhan dan menggagalkan produktifitas. Rasul bersabda: ”Sesungguhnya pada badanmu terdapat hak-hak yang harus dipenuhi” (HR.Muslim)


6. Memanfaatkan Teknologi
Teknologi hadir untuk memudahkan pekerjaan. Darimanapun datangnya, ia adalah hikmah bagi umat Islam untuk dijadikan sarana mengefisienkan dan mengefektifkan usaha. Dengan teknologi, kerja akan jadi lebih produktif, hemat waktu dan tenaga.
Akhirnya, hidup ini hanya sekali. Kehidupan menurut al Qur’an adalah sesuatu yang menipu dan sekedar perhiasan di balik gemerlapnya. Akab lebih sia-sia jika tidak diisi dengan kontribusi. Ayo berbuat, ayo bekerja. Di bumi ini tidak ada tempat sama sekali bagia yang tidak mau bekerja dan berjuang dalam kehidupan. Wallahu a’lam
”Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu” (At Taubah:105)

Sumber: Majalah Al Izzaah No.13/Th.2, 31 Januari 2001

Manajemen Waktu dan Kualitas Diri

Manajemen Waktu dan Kualitas Diri

Dalam Al-Qur’anul Karim Surat Al-Ashr (103): 1-3, Allah berfirman yang artinya sebagai berikut.
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia memang benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan oleh Allah secara optimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Hanya individu-individu yang beriman dan kemudian mengamalkannyalah yang tidak termasuk orang yang merugi, serta mereka bermanfaat bagi orang banyak dengan melakukan aktivitas dakwah dalam banyak tingkatan.
al-ashr.gif
Lebih lanjut, dalam Al-Qur’an surat Al-Imran (3) ayat 104, Allah berfirman, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”
Dengan demikian, hanya orang-orang yang mengerjakan yang ma’ruf dan meninggalkan yang munkarlah orang-orang yang memperoleh keuntungan.
Setiap muslim yang memahami ayat di atas, tentu saja berupaya secara optimal mengamalkannya. Dalam kondisi kekinian dimana banyak sekali ragam aktivitas yang harus ditunaikan, ditambah pula berbagai kendala dan tantangan yang harus dihadapi.
Seorang muslim haruslah pandai untuk mengatur segala aktivitasnya agar dapat mengerjakan amal shalih setiap saat, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, dirinya menginginkan sebagai ahli ibadah, dengan aktivitas qiyamullail, shaum sunnah, bertaqarrub illallah, dan menuntut ilmu-ilmu syar’i. Dalam hubungannya secara horizontal, ia menginginkan bermuamalah dengan masyarakat, mencari maisyah bagi keluarganya, menunaikan tugas dakwah di lingkungan masyarakat, maupun di tempat-tempat lainnya.
Semua itu tentu saja harus diatur secara baik, agar apa yang kita inginkan dapat terlaksana secara optimal, tanpa harus meninggalkan yang lain. Misalnya, ada orang yang lebih memfokuskan amalan-amalan untuk bertaqarrub ilallah, tanpa bermu’amalah dengan masyarakat. Ada juga yang lebih mementingkan kegiatan muamalah dengan masyarakat, tetapi mengesampingkan kegiatan amalan ruhiyahnya.
Dalam hal ini, manajemen waktu untuk merencanakan, mengatur, dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada haruslah memiliki landasan-landasan berikut.
1. Pengetahuan kaidah yang rinci tentang optimalisasi waktu
Setiap muslim, hendaknya memahami dan mengetahui kaidah-kaidah yang rinci tentang cara mengoptimalkan waktunya. Hal ini bertujuan untuk kebaikan dan kemaslahatan dirinya dan orang lain. Tokoh-tokoh seperti Imam Ibnul Jauzi, Imam Nawawi, dan Imam Suyuthi adalah orang-orang yang menjadi teladan bagi orang-orang yang bisa mengoptimalkan waktu semasa hidupnya.
2. Memiliki manajemen hidup yang baik
Setiap muslim haruslah pandai mengatur segala urusan hidupnya dengan baik, menghindari kebiasaan yang tak jelas, matang dalam pertimbangan dan mempunyai perencanaan sebelum melakukan pekerjaan. Ia harus berpikir, membuat program, mempersiapkan, mengatur dan melaksanakannya.
3. Memiliki Wudhuhul Fikrah
Seorang muslim haruslah memiliki keluasan atau fleksibilitas dalam berpikir, seperti mampu berpikir benar sebelum bertindak, berpengetahuan luas, mampu memahami substansi pemikiran dan paham. Hal itu penting sebagai dasar pengembangan berpikir ilmiah.
4. Visioner
Seorang muslim juga harus memiliki pandangan jauh ke depan, bisa mengantisipasi berbagai persoalan yag akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
5. Melihat secara utuh setiap persoalan
Setiap orang yang dapat mengatur waktunya secara optimal, tidak melihat masalah secara parsial. Karena bisa jadi, persoalan itu memiliki kaitan dengan yang lainnya.
6. Mengetahui Perencanaan dan skala prioritas
Mengetahui urutan ibadah dan prioritas, serta mengklasifikasi berbagai masalah adalah faktor penting dalam mengatur waktu agar menghasilkan kerja yang optimal. Dengan membuat skala prioritas, akan menghindarkan dari ketidakteraturan kegiatan.
7. Tidak Isti’jal dalam mengerjakan sesuatu
Mengerjakan sesuatu dengan tidak tergesa-gesa dan berdasar pada ketenangan jiwa yang stabil merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan hidup yang lebih baik.
Sementara, orang yang musta’jil menginginkan agar dalam waktu singkat ia mampu melakukan hal-hal yang terpuji, sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak terpuji. Hal ini jelas tidak sesuai dengan sunah kauniyah, yaitu hukum alam dan kebiasaan.
8. Berupaya seoptimal mungkin
Jika kita menginginkan terwujudnya aktivitas amal shalih, maka secara optimal kita harus mengarahkan diri pada persoalan itu sesuai kemampuan yang ada pada diri kita.
9. Spesialisasi dan pembagian pekerjaan
Setiap muslim haruslah memiliki keahlian tertentu. Ia boleh memiliki pengetahuan luas, tetapi ia juga perlu memfokuskan pada keahlian tertentu.
Landasan-landasan di atas hanya dapat dipenuhi, jika telah memenuhi syarat sebagai berikut.
1. Disiplin dan Pembiasaan sejak dini
Penanaman disiplin akan waktu, mengahargai waktu sejak kecil merupakan hal penting. Dengan demikian, ia akan terbiasa untuk mengatur hidupnya secara mandiri dan optimal untuk merencanakan berbagai macam aktivitas. Disiplin terkait dengan ibadah, tidur, makan, termasuk senda gurau. Ali bin Abi Thalib mengatakan, “Berilah istirahat hati karena kalau dipaksakan akan membabi buta.”
2. Memiliki kecerdasan dan kejeniusan
Munculnya indikasi kecerdasan pada seseorang merupakan faktor penting untuk bisa mewujudkan hal di atas.
3. Memiliki kondisi fisik dan mental yang positif
Untuk melaksanakan manajemen waktu yang optimal, memang perlu ditunjang dengan adanya keinginan yang kuat, tindakan yang terus menerus, aktif, lapang dada, penuh optimisme, berpengetahuan luas, mampu memadukan berbagai pemikiran dan mampu mengendalikan emosi, seperti sedih, berduka dan susah, di samping memiliki budi pekerti dan akhhlak yang tinggi.
4. Memiliki ketrampilan
Pengetahuan yang luas, tanpa diiringi dengan ketrampilan hanya akan menjadi aksi yang tidak kongkret. Banyak orang yang pandai berbicara, tetapi hanya sedikit orang yang bisa bekerja dan menekuni bidang pekerjaannya.

KARAKTERISTIK KELUARGA TELADAN

KARAKTERISTIK KELUARGA TELADAN
Rumah tangga teladan merupakan dambaan setiap insan, baik bagi mereka yang belum memasuki jenjang tersebut maupun bagi yang tengah menapakinya. Mendirikan rumah tangga teladan bukanlah pekerjaan yang ringan, karena di dalamnya diperlukan jihad yang besar, tadhiyah (pengorbanan) yang tinggi, saling tafahum (memahami) antara suami istri, dan sikap ikhlas dalam menerima kelemahan masing-masing. Oleh karena itu untuk mendirikan rumah tangga teladan diperlukan pribadi-pribadi tangguh dan kokoh, agar mampu menahan badai dan ombak yang menerpa biduk rumah tangga.
Allah telah memperlihatkan tipe rumah tangga teladan lewat utusan-Nya Rasulullah SAW. Sebagai umatnya kita diwajibkan untuk beruswah (mengambil contoh) kepada beliau dalam segala hal, termasuk rumah tangga. Hal ini sebagaimana telah diperintahkan Allah dalam kitab-Nya yang mulia “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah, suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan hari kiamat. Dan dia banyak menyebut nama Allah” (QS. 33: 21).
Rasulullah membina rumah tangganya berlandaskan taqwa, dan taat sepenuhnya kepada wahyu. Suatu ketika para istri Rasul mengadakan ‘aksi’ untuk meminta kenaikan uang ‘belanja’. Menghadapi ulah istrinya itu Rasul mendiamkan mereka selama sebulan penuh sambil menunggu wahyu Allah. Akhirnya wahyu Allah pun datang, “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu: “Jika kamu sekalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki keridhoan Allah dan Rasul-Nya serta kesenangan kampung akhirat, maka Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar”. (QS. 33: 28-29).
Setelah selesai menerima wahyu, Rasulullah menjumpai para istrinya untuk mengabarkan firman Allah tersebut. Dan ternyata para istri beliau kemudian lebih memilih Allah dan Rasul-Nya daripada perhiasan dunia.
Jelaslah karakteristik pertama rumah tangga teladan adalah rumah tangga yang didirikan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan kata lain, penyelesaian segala persoalan dikembalikan pada Al-Qur’an dan hadits.
Dalam hal ini Allah berfirman, “Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikan pada Allah dan Rasul-Nya “. (QS. 4: 59).
Karakteristik kedua yakni, rumah tangga yang senantiasa bersih, dan terbebas dari serangga dan sampah. Rasulullah bersabda, “Jangan kamu meniru orang Yahudi, mereka itu meletakkan sampah di halaman rumah “. Dalam hadits lain Rasul pun bersabda bahwa “Kebersihan itu sebagian daripada iman”. Adapun hadits yang menunjukkan bahwa rumah tangga seorang muslim harus terbebas dari serangga yakni, “Barangsiapa membunuh cecak dengan sekali pukul maka ditulis baginya seratus kebaikan. Bila dengan dua kali pukul ditulis baginya kurang dari itu dan bila dengan tiga kali pukul terjadilah pengurangan lagi”. (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Karakteristik yang ketiga; Rumah tangga yang berdiri di atas pondasi kuat berupa ketenangan, cinta dan kasih sayang. Jauh dari segala keributan dan kebisingan. Allah berfirman: “Dan pelankan suaramu, sesungguhnya seburuk-buruknya suara adalah suara keledai” (QS. 31: 19). Rumah tangga yang didirikan atas dasar cinta dan kasih sayang merupakan batu pertama bagi tegaknya masyarakat yang juga dilandasi oleh cinta dan kasih sayang. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak lain merupakan kumpulan dari keluarga. Apabila kita dapat mendirikan keluarga yang saling mencintai dan menyayangi, maka otomatis masyarakat yang saling cinta mencintaipun akan terwujud pula. Allah berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21, “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Allah menciptakan untukmu istri-istrimu dari jenismu sendiri supaya kamu merasa cenderung dan tenteram kepadanya. Dan dijadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang … ”
Karakteristik keempat: Rumah yang ideal harus mampu memberikan tempat tidur sendiri bagi anak-anaknya. Pemisahan tempat tidur ini berdasarkan hadits “Suruhlah anakmu sholat pada saat berumur tujuh tahun, dan pukullah bila mereka enggan melakukannya saat sudah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka”. (HR.Abu Daud).
Rumah tangga yang baik manakala anggota-anggotanya saling bekerjasama dalam masing-masing melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Rasulullah telah memberi contoh bagaimana beliau membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga para istrinya. Berkata A’isyah “Rasulullah selalu membantu istrinya. Apabila tiba waktu sholat, beliau pergi untuk menunaikan sholat”. (HR.Bukhari dan Tirmidzi). Banyak pekerjaan rumah tangga yang sering beliau kerjakan, seperti memperbaiki sandal, memerah susu, mempersiapkan segala keperluan pribadi, mengasuh anak dan sebagainya. Apabila Rasulullah saja sebagai pemimpin besar umat mau membantu para istrinya, apalagi bagi para laki-laki yang kedudukannya lebih rendah dari beliau, tentu harus lebih “mau” dalam membantu para istrinya.
Karakteristik yang terakhir adalah jauh dari sikap boros (sederhana), dalam hal makanan, minuman, pakaian dan perabot rumah tangga. Sikap sederhana ini akan menghindarkan kita dari ‘pemubadziran’. Allah befirman: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. 7:31)
Wallahu a’lam bishshowwab

BAHTERA KELUARGA MUSLIM

BAHTERA KELUARGA MUSLIM
Rasulullah saw pernah bersabda kepada Abu Dzar : “Perkokohlah bahteramu karena samudra ini amat dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan ini amat panjang. Ikhlaskanlah amalmu karena pencatatmu sungguh amat jeli.”
Amal ibadah mempunyai 3 syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
  1. Lillah : hanya karena Allah SWT
  2. Billah : bersama Allah SWT, artinya mengikuti apa yang perintah Allah SWT
  3. Illallaah : tujuan akhir hanya mencari keridhaan Allah SWT
Membangun sebuah rumah tangga muslim juga merupakan ibadah yang harus memenuhi ketiga syarat tersebut. Dasar membangun rumah tangga adalah keikhlasan karena perintah Allah SWT dan mengikuti sunnah Rasulullah saw, bukan hanya ingin mendapatkan pasangan hidup. Dalam pelaksanaannya pun seperti apa yang dicontohkan Rasulullah saw, bukan dengan cara-cara lain yang dilarang. Sedangkan tujuan akhir dari pembentukannya adalah hanya untuk mencari keridhaan Allah SWT, bukan kedudukan, harta atau keridhaan manusia.
Hadits Rasulullah saw diatas telah mensinyalir, bahwa samudra yang akan diarungi oleh bahtera rumah tangga amatlah dalam dan perjalanannya pun amat panjang. Karena itulah perlu adanya usaha ekstra, baik dalam mempersiapkan, memasuki gerbangnya dan berjalan diatas keagungan nilainya.
Bagaimana Memperkokoh Bahtera ?
Kehidupan sebuah rumah tangga dapat diumpamakan sebagai sebuah bahtera. Keselamatan bahtera itu sangat tergantung dari kewaspadaan para penumpang diatasnya. Rasulullah saw memberikan gambaran bagaimana seharusnya hidup bersama dalam berumah tangga.
Rasulullah saw bersabda : “Perumpamaan orang-orang yang menjaga batas-batas Allah SWT dengan mereka yang melanggarnya, bagaikan satu kaum yang menaiki sebuah bahtera. Sebagian mendapat tempat di atas dan sebagian lagi di bawah. Mereka yang di bawah jika ingin air (terpaksa) melewati orang-orang yang di atas, lalu berkata, “Seandainya kita lubangi (bahtera ini) untuk mendapatkan air, tentu kita tidak lagi mengganggu orang-orang yang di atas.” Jika orang yang diatas membiarkan keinginan mereka yang di bawah, tentu semua akan binasa. Jika mereka menghalanginya, mereka akan selamat dan selamatlah semuanya.” (HR Bukhari dan Tarmidzi)
Dalam mengarungi samudra kehidupan kadang bahtera itu miring ke kiri dan ke kanan. Satu saat tenang, dan di saat lain dihempas gelombang. Untuk itulah sejak awal bahtera harus dipersiapkan dan diperkuat di segala sisinya. Caranya ialah dengan selalu menjaga langkah agar tidak keluar dari tujuan asasinya serta selalu menjaga keutuhan dan kesejahteraan keluarga.
Musthafa Masyur mengungkapkan bahwa kesejahteraan keluarga bukanlah terletak pada aspek fisik materi, tapi keterikatan anggota keluarga dengan aqidah, ibadah, akhlaq dan pergaulan Islam, hingga seluruh kehidupan terwarnai dengan identitas Islam secara utuh. Bagaimana kehidupan yang islami, dapat kita lihat dari suri tauladan kita Rasulullah saw. Karena Allah SWT sendiri telah menyatakan dalam Al-Qur’an : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. 33:21)
Kita mencontoh bagaimana Beliau shalat dan beribadah, makan, minum, tidur, menjalin sillaturrahmi dengan para shahabatnya, dsb. Selain itu ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dan dipersiapkan oleh pasangan baru, yaitu :
1. Rumahku surgaku
Yaitu keluarga sakinah yang didalamnya terdapat ketentraman dan ketenangan, baik bagi suami, istri ataupun anak-anak. Dimana masing-masing berusaha melakukan perannya dengan sebaik mungkin dan saling meringankan beban satu sama lain (bukan membebani).
2. Rumah adalah madrasah kecil
Yaitu adanya proses belajar mengajar. Semua anggota keluarga saling mengisi dan memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang ada, bukan hanya sekedar memaklumi. Faktor penunjang yang penting demi lancarnya proses belajar mengajar ini adalah komunikasi dan sikap keterbukaan sesama anggota keluarga, saling menasehati dan rela untuk dinasehati serta berjalannya fungsi saling membantu antara suami istri.
4. Hiasi rumah dengan shalat, salam, doa dan tilawah Al-Qur’an
Ibadah-ibadah tersebut akan lebih terasa indah dan nikmat jika dilakukan secara berjamaah. Hal inilah yang akan memberikan suasana islami yang segar di dalam rumah.
Bagaimana Memperbanyak Bekal ?
Ilmu dan harta adalah dua bekal yang harus dipersiapkan sebelum seseorang memasuki gerbang pernikahan. Bekal ilmu untuk persiapan mental dan bekal harta untuk persiapan fisik. Mengapa harus dipersiapkan sebelumnya ? Jodoh adalah ketentuan Allah SWT yang kita tidak tahu kapan datangnya. Jika kedua bekal tersebut sudah dipersiapkan dengan baik sebelumnya, maka seseorang tidak akan menjadi “kelabakan” ketika jodoh tiba di depan mata. Tanpa persiapan yang baik atau bahkan tanpa bekal sama sekali hanya akan menimbulkan kesulitan kelak dalam kehidupan rumah tangga. Namun dalam hal harta, bukan sedikit atau banyaknya penghasilan yang didapatkan, tetapi nilai usaha dan barokah (kebaikan) yang ada di dalamnya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman : “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 24:32)
Hindarilah rasa ketakutan yang berlebihan (takut akan kemiskinan dan kekurangan), karena itu adalah godaan syetan yang hanya akan menimbulkan keputusasaan.
Dan sebagai muslimah, sebaiknya membekali diri dengan pendidikan ketrampilan untuk dapat menyempurnakan kewajibannya dalam rumah tangga. Misalnya ilmu tentang berumah tangga, mengurus anak, tata boga, tata busana, bagaimana mengelola ekonomi rumah tangga, perpustakaan rumah dsb. Tujuan dari pembekalan ilmu tersebut adalah agar kelak ia tidak canggung dalam menjalankan fungsinya sebagai istri bagi suaminya dan sebagai ibu bagi anak-anaknya.
Bagaimana Mengihklaskan Amal ?
Dengan selalu mengingat, menjaga dan memelihara tujuan pembentukan rumah tangga, yaitu mencari ridho Allah SWT, akan menghasilkan keikhlasan dalam beramal.
Dasar dalam membangun rumah tangga adalah karena takwa kepada Allah SWT, yaitu adanya muroqobatullah (kesertaan Allah SWT dalam setiap gerak langkah), mengutamakan keridhaan Allah SWT, menjauhi kebencianNya serta komitmen terhadap pengarahan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw serta adanya keyakinan bahwa berumah tangga adalah ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Takwa inilah yang akan menghasilkan kebahagiaan dalam keluarga dimana masing-masing anggota dalam keluarga berusaha menjalankan tugas dan kewajibannya untuk menggapai ridha Allah SWT. Dan yang terakhir, kebahagiaan keluarga hanyalah bagi mereka yang mendasarkan kehidupan keluarganya pada ibadah karena Allah SWT.
Diangkat dari : Aniesul Mukminin oleh Safwak Sa’dallah Al-Mukhtar
Sumber: An nisa online

7 Panduan Jadi Ayah Teladan

7 Panduan Jadi Ayah Teladan

Tidak hanya ibu, peran ayah dalam mendidik anak pun amat besar. Menurut Dra. Henny E. Wirawan, M.Hum., Psi, seorang ayah bisa menjadi role model atau model peran. Misalnya, mengajarkan bagaimana menjadi orang yang tekun dalam bekerja. Ayah juga berperan sebagai pemberi dana keluarga sekaligus menjadi pengamat dari sudut pandangnya sebagai ayah.
ANAK DAN AYAH BELAJAR
Apa saja yang bisa dilakukan seorang ayah dalam mendukung pendidikan saat si anak mulai sekolah?

1. Menemani belajar
Jika biasanya ayah membaca koran sendiri, sekarang membacalah bersama si kecil yang sedang belajar. Keberadaan ayah sudah mendorong anak untuk lebih serius belajar. Jika perlu bertanya, ada ayah. Agar proses belajar anak menyenangkan, hindari cara memaksa, memarahi atau main pukul.
2. Memberi contoh
Saat menemani anak belajar, sebaiknya ayah membaca buku dan koran. Intinya, menunjukkan bahwa membaca itu merupakan suatu hal yang menyenangkan.

3. Memantau jam belajar
Hal ini dilakukan agar anak tahu bahwa dia punya jam belajar, dan belajar sesuai jam yang ditentukan. Saran Henny, buat kontrak belajar antara ayah dan anak supaya anak lebih serius dalam belajar.

4. Menghibur dan Mendampingi
Seorang ayah memiliki peran yang besar untuk menghibur dan mendampingi si kecil ketika mengalami kegagalan, bukan malah menghukumnya.

5. Memantau kegiatan belajar
Meski sibuk, Henny menyarankan agar sang ayah tetap memantau kegiatan belajar anak. Caranya, dengan pesan singkat atau telepon. Lontarkan pertanyaan, “Ada tugas apa hari ini? Kamu kerjain dulu PR-nya, nanti Papa yang periksa.”

6. Tidak menuntut banyak
Kalau memang si kecil tidak seminat dengan ayahnya, jangan dipaksa untuk satu minat. “Tugas orangtua cuma memfasilitasi dengan les sesuai minat anak.”

7. Antar jemput
Sebelum bekerja, ayah bisa meluangkan waktu mengantar anak ke sekolah. Dalam perjalanan, ajak anak untuk cerita bagaimana kejadian di sekolah. Kalau ada waktu, jemput anak pulang.

HINDARI MAIN PUKUL
Dalam proses belajar, Henny berpesan, jangan jadikan memukul sebagai senjata utama dalam mendidik anak. “Gunakan kalau sudah pamungkas. Selebihnya, lakukan upaya mengubah perilaku anak menjadi lebih baik karena kesadaran bukan karena ketakutan.”

JIKA BUNDA JADI SINGLE PARENT

Bagi orang Indonesia, banyak ayah pengganti seperti paman dan kakek. Orangtua tunggal tak perlu khawatir anaknya tak berkembang secara normal. Carilah tokoh pengganti yang bisa dicontoh anak, baik di lingkungan keluarga, sosial maupun agama. Triwik Kurniasari

(Sumber: Tabloid Nova)


Ayah, Penentu Kualitas Anak

Ayah merupakan model bagi anak-anaknya. Meniru perilaku baik ayah, itu yang dimaui. Namun, hati-hati si kecil bisa pula meng- copy perilaku sebaliknya.
Tak sedikit ayah menyadari apa yang mereka lakukan tidak ingin ditiru anak. Para ayah juga tidak yakin apa yang seharusnya mereka lakukan. Misalnya saja, sepanjang hari Minggu ayah hanya bermain games di komputer , bermalas-malasan dan tak peduli kran kamar mandi bocor.
Sikap ayah, direkam anak
Ayah tahu ini tidak baik dan, tentu saja, ayah tak ingin anak-anaknya kelak juga berperilaku demikian. Tetapi, apa tidak boleh bermalas-malasan di hari Minggu
Apa pun jenis kelamin anak, ayah merupakan model. Sikap ayah terhadap rumah, keluarga dan orang lain, terekam dengan baik dalam memori anak.
Dibanding anak perempuan, anak laki-laki lebih senang meng- copy perilaku ayah. Ayah yang bermalas-malasan, memberi jejak pada anak laki-laki untuk juga bersikap demikian. Pada anak perempuan, akan muncul pemahaman negatif tentang laki-laki. Dia akan berkesimpulan, memang begitulah sifat laki-laki!
Mulailah jadi ayah oke
Menjadi ayah merupakan proses panjang, yang diawali sejak masa kanak-kanak. Ayah yang santun, yang menghargai istri dan anak-anak, yang peduli urusan rumah, yang sadar perilakunya menjadi teladan bagi anak, tidak terbentuk begitu saja ketika ia sudah jadi ayah. Benih perilaku ini sudah ada dalam dirinya sejak kecil.
Tapi, bukan berarti, tak ada harapan bagi para ayah yang ingin menjadi ayah yang lebih baik. Ada cara yang bisa Anda jalankan. Syaratnya, Anda tulus melakukannya.
* Perlakukan ibunya anak-anak dengan baik.
Menjaga keutuhan perkawinan, mendengarkan pendapat istri dan menanggapi kebutuhannya merupakan manifestasi dari perlakuan baik terhadap ibunya anak-anak. Anak mengamati, dan kemudian membentuk perilaku dan pola pikir tentang menghargai pasangan.
* Peka kondisi rumah.
Perhatikan hal-hal kecil di rumah. Misalnya, jangan cuek bila lampu taman dalam beberapa hari ini kedip-kedip. Tak perlu menunggu sampai istri dan anak-anak mengingatkan, “Yah…, lampu taman perlu diganti, tuh. Udah dua hari kedip-kedip.” Eh… sudah diingatkan masih juga Anda cuek . Jelek sekali ayah yang demikian!
* Luangkan waktu bersama anak.
Cara ayah menggunakan waktu luangnya memberi pemahaman pada anak tentang hal penting dalam hidup ayah. Bila ayah menggunakan waktu luangnya bersama anak, si kecil paham ia penting dalam kehidupan ayah. Bila ayah asyik bermain sendiri, anak menafsirkan, ayah mementingkan dirinya sendiri.
* Bicara pada anak.
Biasanya ayah hanya mau bicara pada anak bila anak melakukan kesalahan. Mulailah ngobrol dengan anak sejak masih kecil. Dengarkan ide serta masalahnya.
* Jadilah guru bagi anak.
Ajarkan anak-anak hal baik dan buruk. Dengan demikian, mereka akan membuat keputusan yang baik untuk dirinya.
* Disiplinkan anak dengan cinta.
Anak butuh bimbingan dan teladan, bukan ‘cuma’ hukuman. Tunjukkan tentang dampaknya bila anak tidak disiplin, tetapi tidak dengan menghukumnya.
* Sediakan waktu untuk makan bersama .
Makan malam bersama, misalnya, dapat Anda jadikan kesempatan untuk mendengarkan hal-hal yang dilakukan anak sepanjang hari.
* Tunjukkan perasaan pada anak.
Anak-anak butuh rasa aman dengan cara mengetahui bahwa mereka dibutuhkan dan dicintai ayahnya. Mereka juga butuh dipeluk ayah. Tunjukkan perasaan Anda agar anak-anak yakin Anda mencintainya.
(Immanuella F. Rachmani/ Ayah Bunda


Si Kecil Takut pada Ayahnya

Tak perlu khawatir, asalkan kedua orang tua tetap kompak dalam menerapkan nilai-nilai dan disiplin pada anak.
“Walau saya sudah ngomel-ngomel untuk melarangnya, dia tetap saja melakukannya, seolah tak memperhatikan dan tak dengar. Lain hal kalau ayahnya yang melarang, baru, deh, didengar. Bahkan sampai menangis segala,” ungkap seorang ibu perihal putrinya yang berusia 2 tahun dan tak pernah “takut” padanya.
Pengalaman ini rasanya tak asing bagi kaum ibu yang punya anak batita, bukan? Walau kita marah habis-habisan, tapi, kok, anak adem-ayem saja alias tak ada takutnya. Lain hal jika sama ayahnya, baru diperingati sedikit saja atau baru sekali saja diperingati, anak bisa langsung diam, kadang menekukkan wajahnya karena takut.
Memang, menurut Dra. Risa Kolopaking dari Fakultas Psikologi UI, umumnya anak takut pada ayah. “Seharusnya, sih, anak tidak takut pada kedua orang tuanya, ataupun pada salah satu orang tuanya, karena takut ini menyeramkan buat anak.” Selain itu, jika anak takut pada salah satu orang tua, maka akibatnya anak pun hanya bisa dekat pada salah satu orang tua saja, entah ayah atau ibunya saja.
Anak juga tak mendapat kesempatan yang sama atau seimbang untuk belajar dari jenis kelamin yang berbeda. “Memang anak juga bisa belajar peran dari orang di luar rumah, tapi alangkah baiknya kalau kesempatan itu datangnya dari dalam rumah, yaitu dari orang tuanya sendiri.” Karena bagaimanapun, bila orang tua punya peran yang seimbang, anak akan lebih banyak belajar dalam kehidupannya. Anak dapat mengembangkan kemampuan sosialisasi yang baik dalam kehidupan bermasyarakatnya kelak, misalnya dalam hubungan sosial dengan lawan jenis.
POLA ASUH ORANG TUA
Anak yang takut pada orang tua, terang Risa, adakalanya dalam situasi tertentu saja, misal kalau orang tuanya marah. “Tapi kalau dalam kondisi biasa saja, rata-rata anak tidak takut.” Takutnya bisa karena suara si orang tua yang sedang marah memang keras, pun kala melarangnya, “Awas, tidak boleh!” Sebab, suara keras akan membuat anak kaget, ciut perasaannya, dan akhirnya takut, meski mungkin saja sebenarnya dia pun tak terpikir akan diapa-apakan.
Maka itu, kalau orang tua hendak melarang sesuatu pada anak, saran Risa, tak perlu dengan suara keras dan marah-marah. “Bisa gunakan dengan kelembutan dan dengan tetap memberinya penjelasan, ‘Jangan main air, ya, De. Kamu, kan, sudah mandi, nanti bajunya basah lagi’, misal.”
Selain itu, takutnya anak pada salah satu orang tua juga bisa karena pola pengasuhan dari orang tua itu sendiri. Bisa saja orang tuanya bersikap otoriter dalam menerapkan aturan dan disiplin, sehingga anak takut pada keduanya atau pada salah satunya. “Umumnya, anak takut pada tipe orang tua yang bersikap otoriter. Orang tua bersikap sangat berkuasa, kehendaknya harus dituruti tanpa memahami keinginan dan kebutuhan si anak, hal ini kadang membuat ciut anak.”
Sebetulnya, papar Risa, orang tua tak perlu bersikap otoriter dalam hal menerapkan disiplin atau aturan. Tapi sebaiknya lebih pada pendekatan terhadap si anak. “Sebab, setiap anak berbeda, sehingga menghadapinya juga harus berbeda pula. Ada yang harus dihadapi dengan lembut dan ada yang harus dengan sedikit keras. Tapi pada intinya, anak itu kalau sudah diberi penjelasan, mana yang boleh dan tidak, dan diberitahu alasannya, mereka pun akan belajar sesuatu dan mengerti, kok.”
Memang, kadang ada anak yang mengerti seketika itu juga akan apa yang kita harapkan untuk dikerjakan, tapi ada pula yang mengerti dan hanya sekadar masuk telinganya dan jadi pengetahuannya saja, tapi tidak dia lakukan saat itu. “Jadi, kalau dikatakan tak boleh, dia tetap saja melakukan hal itu.
Sebenarnya, untuk masalah kontrol ini, papar Risa, bisa kita berlakukan reward dan punishment. “Bila anak melakukan seperti yang kita harapkan, kita beri dia hadiah berupa pujian atau dukungan.” Sebaliknya, bila ia tak melakukan apa yang kita harapkan, terapkan punishment. Hanya saja, jangan berupa hukuman fisik, tapi lebih ke arah mengurangi kesenangannya.
PERAN JENIS KELAMIN ORANG TUA
Peran jenis kelamin orang tua juga sangat berpengaruh pada rasa takut anak. Ayah umumnya bersikap tegas dibanding ibu yang biasanya bisa lebih longgar. Walaupun mungkin ibu lebih banyak melarang dibanding ayah, misal dalam hal disiplin, tapi kalau ayahnya yang melarang sesuatu, alasannya selalu tepat dan jelas, sehingga anak tahu kalau yang dia perbuat itu salah. Dengan demikian, begitu ayahnya memberitahunya, melarangnya, hal itu masuk ke dalam hatinya. Ia jadi takut kalau salah.

Kalau pada ibu, karena anak merasa dekat, maka ia pun bisa lebih bernegosiasi. Harus diingat pula bahwa pada tahap-tahap tertentu, kedekatan anak terhadap ibu masih sangat besar, walau peran ayah juga penting, tapi mungkin tidak utama. Jadi, kalau dimarahi atau dinasehati ibu, dia pun seolah tidak mendengar. Bahkan bisa jadi dia malah mengatakan, “Sebentar lagi, ya, Bunda,” atau kalimat merayu lainnya. “Itu, kan, pertanda ia melakukan bargaining.” Juga, anak berani untuk mengungkapkan sesuatu. “Sebenarnya ibu pun bisa menggunakan ini sebagai senjata untuk membuka komunikasi dengan anak, misal, ‘Iya, boleh, tapi sebentar saja, ya, main airnya. Ibu beri waktu 5 menit lagi.’”
Hubungan antara orang tua dan anak pun ada pengaruhnya pada rasa takut anak. Misal, pada anak perempuan, ada sisi-sisi tertentu dari ayah yang bisa membuatnya merasa nyaman dan senang. Mungkin dalam hal bermain. Kadang ibu banyak urusan rumah tangga sehingga kesempatan bermain dengan anak lebih sedikit, sementara ayah mungkin urusan rumahnya tidak sebanyak ibu sehingga kesempatan bermain bersama anak lebih banyak. Ada hal-hal yang menyenangkan bagi anak dari ayahnya. “Bisa saja anak takut salah atau takut tidak disayang oleh ayahnya lagi ketika si ayah yang disenanginya itu melarangnya.”
Bukan itu saja, terang Risa, setiap orang tua pun berbeda-beda. Ada orang tua yang tak senang dengan anak kecil, tak sabaran dan merasa kesal kalau anaknya bermain dan menumpahkan sesuatu, tapi ada juga yang sebaliknya, penuh kesabaran. “Nah, sifat-sifat orang tua juga berpengaruh pada anak.” Jadi, kalau ayahnya melarang, dia akan mendengar karena ayahnya selalu sabar menjelaskannya. “Jangan main air dulu, ya, tapi makan dulu. Biar kamu tak kedinginan dan sakit perut,” misalnya. Sehingga anak paham betul bahwa main air tak boleh karena apa. Lain hal dengan ibunya yang tak sabaran, belum apa-apa sudah teriak-teriak, tanpa menjelaskan penyebab tak bolehnya, juga tidak memahami maksud si anak, sehingga anak pun menentang duluan. Dia akan berpikir, “Pasti, nih, apa yang aku buat selalu tidak boleh, dilarang terus.” Sehingga larangan atau omelan si ibu pun akhirnya hanya masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan.
Sebenarnya, papar Risa, ada baiknya juga ayahlah yang ditakuti anak. Justru harus hati-hati bila yang ditakuti adalah ibunya. “Karena kalau ia takut pada ibu, maka ada kemungkinan ia tak dekat dengan ibunya. Padahal seharusnya anak pada masa batita itu lebih dekat dengan orang tua perempuan. Masa-masa batita dan balita, sebenarnya peran ibu masih lebih kuat dan dibutuhkan. Kalau sampai ibunya ditakuti, biasanya akan ada kehilangan sesuatu dalam perkembangan kejiwaannya.”
AYAH DAN IBU HARUS KOMPAK
Yang jelas, jika salah satu orang tua merasa kesulitan karena anaknya tak bisa diberitahu, misalnya, saran Risa, orang tua perlu introspeksi diri apa yang menyebabkan si anak hanya takut pada salah satu orang tuanya saja.

Sebaiknya pula, kedua orang tua jangan saling membandingkan. “Memang terkadang ada kebanggaan tersendiri pada diri orang tua, misal ayahnya, kalau anak lebih mendengar dirinya. Nah, hal seperti itu sebaiknya jangan diperlihatkan di depan anak. Biarkan anak tahu bahwa antara ayah dan ibu setara. Mereka punya kesamaan hal untuk melarangnya.” Walaupun demikian, pesan Risa, orang tua juga jangan asal melarang anak. Melainkan harus menjelaskan, apa, sih, yang menyebabkannya tidak boleh? Jadi, pelarangan itu ada keterangannya sehingga si anak pun paham.
Jika si ibu membuat keputusan, sebaiknya ayah membantu si ibu. Ketika si ibu melarang sesuatu atau marah pada anak, “Kamu tak boleh itu!”, maka ayah pun harus mendukung si ibu, “Sudahlah, De, kan kata Ibu juga tidak boleh.” Jadi anak pun tahu kalau baik ayah maupun ibunya tak suka.
Boleh juga daripada capek-capek, lalu si ibu menyerahkan pada ayahnya, misal, “Nih, Yah, anaknya susah diberitahu.” Hal ini boleh-boleh saja selama ayah dan ibu kompak dalam menerapkan suatu disiplin. Jadi, ibu ada komunikasi dengan ayah untuk mendisiplinkan si anak. Hanya saja, sambungnya, seringkali yang terjadi ayah dan ibu tak kompakan.
Padahal dengan kompak, maka ada peran yang seimbang antara kedua orang tua, sehingga anak pun bisa belajar untuk kehidupannya. “Kalau anak cukup mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, lingkungannya juga baik dan benar secara seimbang, maka anak pun bisa belajar dari situ.”
Selain itu, dalam hal disiplin pun anak jadi tak bingung, nilai mana yang mau dipilih, karena si orang tua kompak. “Kalau anak bingung, akibatnya anak-anak seperti ini bisa jadi tidak percaya diri atau tak acuh sama sekali atau tak bisa disiplin.” Bahkan bisa jadi, salah satu orang tua bisa diremehkan. “Anak jadi tahu cara tricky untuk mencari situasi yang menyenangkannya. Misal, dilarang ayahnya, dia pun lari ke ibunya. Jadi dia tidak belajar suatu nilai yang seharusnya dia pelajari, tapi hanya mencari amannya saja.”
Dedeh Kurniasih


Sikap Ayah Pengaruhi Perkembangan EQ Bayi

Sikap ayah dari hari ke hari dan dari bulan ke bulan ternyata bisa mempengaruhi EQ bayi. Jika si Ayah suka nempilkan wajal sebal, si bayi konon mengamati dan ikut-ikutan menampilkan wajah sebal juga. Jika si Ayah suka cemburu, eh si bayi juga konon begitu juga.
Usia 0 – 3 Bulan
Hubungan emosional bayi dengan ibunya sudah ada sejak dalam kandungan, demikian kata sebagian pakar. Bayi bisa tahu bila ibunya dalam keadaan stres atau tenang. Jika ibu stres, biasanya bayi ikut rewel, cengeng, dsb.). Jika ibunya tenang, bayi pun tenang. Jika saat ini ibu stres akibat kecemburuan ayah terhadap bayi (yang ditunjukkan lewat perbuatan atau kata-kata yang negatif), otomatis, bayi pun bisa merasakannya dan ikut-ikutan stres.
Sebagian pakar lain mengatakan bahwa hubungan bayi dengan orangtuanya mulai terjalin saat ayah ibunya memberinya minum, menggendong, mendekap, dan menenteramkannya. Kualitas hubungan bayi dengan ayah ibunya di masa ini akan mempengaruhi proses perkembangan keterampilan sosialnya nanti. Jika kecemburuan ayah sampai memperburuk kualitas hubungannya dengan bayi, dikhawatirkan buruk pula proses perkembangan keterampilan sosial si kecil nantinya.
Saat berusia 3 bulan, bayi mulai berminat berinteraksi sosial lewat tatap muka, terutama wajah kedua orangtuanya. Ia akan belajar banyak hal lewat pengamatan dan peniruan bagaimana ‘membaca’ dan mengungkap emosi. Inilah tahap untuk secara aktif mulai melatih emosi bayi. Apa jadinya bila ayah sering menampilkan wajah sebal atau malah membuang muka setiap kali bayi menatapnya? Maka bayi akan mengamatinya, membacanya, dan ikut-ikutan sering menampilkan wajah sebal.
Usia 6 – 8 Bulan
Di usia ini bayi mulai menemukan cara baru untuk mengungkapkan perasaan hatinya, semisal sedih, gembira, takut, marah, dsb. kepada sekelilingnya. Jika sebelumnya ia hanya mampu memikirkan benda atau manusia yang ditatapnya saat itu, sekarang ia sudah bisa memindahkan perhatiannya sambil tetap mengingat objek/manusia tanpa harus menatapnya lagi. Kalau ia senang dengan bola merahnya, ia akan memandang orang tuanya atau orang lain sambil menyampaikan rasa senangnya (lewat senyum, ocehan, atau gelak tawa). Inilah dasar kemampuan untuk bermain dan berinteraksi secara emosional nantinya. Jika bayi lebih banyak merasa sedih/takut pada ayahnya yang galak atau ketus dibakar cemburu, ia akan selalu menatap sekelilingnya dengan ekspresi begitu pula. Mengenaskan, ya!
Usia 9 – 12 Bulan
Di rentang usia ini, bayi mulai memahami bahwa manusia dapat membagi gagasan dan emosi mereka satu sama lain. Bila ayah atau ibu bertanya kepada bayi, “Dedek lagi kesal, ya?”, bayi dapat memahami bahwa orangtuanya ternyata bisa membaca atau mengetahui suasana hatinya. Dengan kata lain bayi mulai memahami bahwa dengan menunjukkan ekspresi tertentu, ia atau orang lain dapat berbagi emosi.
Jika ayah yang cemburu kepada bayi selalu menunjukkan ekspresi negatif (acuh tak acuh, sebal, kesal, dsb.), bayi pun mengetahui suasana hati ayahnya sedang tak bersahabat. Dan jika bayi selalu menjumpai ayahnya dalam keadaan seperti ini, ia pun cenderung menghindar dari sang ayah. Dengan begini, bayi akan kekurangan kasih sayang ayah. Padahal, menurut Robin Skynner, pendiri dan pengajar pada Institute of Family Therapy, Inggris, kehadiran seorang ayah yang penuh kasih sayang di samping bayi kelak akan membantu si bayi menghadapi berbagai masalah dan kelompok yang lebih dari dua orang. Un/dari berbagai sumber/FAD


Ayah dan Gadis Kecilnya

Apa yang seorang ayah lakukan dengan si putri akan berdampak jauh pada masa depannya. Sikap ayah terhadap anak perempuan juga sangat berbeda dibandingkan anak pria.
Ayah membedakan sikapnya terhadap bayi berdasar jenis kelamin, jauh sebelum buah hatinya itu lahir. Ayah bersikap lebih halus dan lemah lembut terhadap bayi perempuan dibanding pada bayi laki-lakinya. Bila ditelusuri lebih jauh, sikap ini berkait erat dengan harapan orang tua dan pola pikir masyarakat yang sangat mengakar.
Memperkuat peran jenis kelamin
Perbedaan sikap yang ditunjukkan ayah tidak hanya ketika anak masih bayi. Ayah juga memilih cara permainan yang berbeda sesuai jenis kelamin si kecil. Para ayah lebih senang mengajak anak perempuannya berbicara, dibanding mengajaknya bermain. Para ayah juga cenderung memilihkan mainan yang sesuai jenis kelamin anak.
Tanpa disadari para ayah, sikap tersebut mengarahkan dan menanamkan sikap feminin dalam diri anak perempuan mereka. Ini dinyatakan oleh Michael E. Lamb , dalam bukunya The Role of The Father in Child Development. Ia mengungkapkan, hubungan antara ayah dan anak perempuannya akan mempengaruhi kualitas feminin si gadis kecil.
Dengan meniru ibu dan mengamati reaksi ayah, seorang anak perempuan mengembangkan intuisi dan sikapnya dalam berhubungan dengan lawan jenis. Dengan cara ini pula si gadis kecil, kelak, akan mengasah kemampuannya untuk berhubungan dengan lawan jenis. Karenanya, ayah harus tetap menjaga sikap terhadap ibu di depan si kecil.
Lamb meyakini adanya hubungan sebab-akibat antara pengalaman seorang anak perempuan bersama ayahnya dengan kemampuan anak tersebut menjalin kasih sayang dengan orang lain di kemudian hari. Kenangan hubungan anak perempuan dengan ayahnya membuat ia lebih objektif menilai teman prianya. Hal ini juga membekalinya dengan kemampuan menjalin hubungan kasih yang lebih sehat kelak.
Feminin juga maskulin
Di mata seorang anak perempuan, ayah biasanya menawarkan dunia yang lebih luas dan menantang untuk dihadapi. Dari sang ayah, anak perempuan mempelajari otoritas, power , persaingan dalam bekerja, cara mengungkapkan kemarahan, cara mengelola uang, mengambil risiko dan mengembangkan citra diri. Bahkan, si anak perempuan itu tetap membutuhkan saran dari ayahnya mengenai karier, investasi, keuangan dan sebagainya, sampai ia dewasa. Setelah dewasa pun ternyata si anak perempuan ini tidak dapat melepaskan begitu saja bayang-bayang manis hubungannya dengan sang ayah tercinta.
Melihat kenyataan ini, para ayah sebaiknya introspeksi. Hindari tabiat buruk di depan si putri. You need to be a better man .
Jika Ayah Tak Ada
Dalam beberapa penelitian tercatat beberapa akibat tidak berperannya sosok ayah dalam kehidupan anak perempuannya. Si anak perempuan itu akan:
- Sulit menampilkan sifat-sifat feminin ketika tumbuh menjadi wanita dewasa.
- Selalu haus figur laki-laki. Namun, ia mudah kecewa jika laki-laki yang hadir dalam hidupnya tidak sesuai dengan gambaran laki-laki yang hadir dalam alam khayalnya.
- Sulit menjalankan peran sesuai jenis kelaminnya.
- Mudah merasa cemas bila berada diantara laki-laki

KAPAN ANAK BELAJAR BERJALAN

KAPAN ANAK BELAJAR BERJALAN
Kapan seorang anak bisa berjalan, tidak mesti sama waktunya. Yang penting ia mendapat cukup stimulus dan melewati hampir seluruh fase perkembangan motoriknya yang normal.
Pada usia 12 bulan, seorang anak biasanya sudah bisa berjalan. Namun, perlu diingat bahwa fase perkembangan motorik kasar ini variasinya cukup lebar. Artinya, pada beberapa anak usia tersebut, bisa saja kemampuannya baru sampai tahap berdiri tanpa ditopang. Jika demikian halnya, biasanya ia pun baru bisa duduk sendiri di usia 10 bulan. Keadaan ini bisa dianggap sebagai suatu variasi normal karena, seperti dikatakan dr.Fajar Subroto,Sp.A, dari Klinik Anakku, Cinere, Depok, proses belajar berjalan pada bayi bisa berlangsung sampai usia 18 bulan.
Tentu saja, agar anak memiliki kemampuan berjalan pada waktunya, ia membutuhkan stimulus atau rangsangan. Sayangnya, tak jarang orang tua justru tak acuh karena beranggapan, toh, cepat atau lambat anak akan bisa berjalan dengan sendirinya. Padahal, “Pada anak yang tidak banyak mendapat perhatian dari orang tua atau pengasuhnya, maka biasanya ia pun tidak banyak mendapat stimulasi untuk aktif bergerak, dan ini bisa membuat perkembangannya kemampuan jalannya jadi lebih lambat,” sesal Fajar.
PENTINGNYA STIMULASI
Namun perlu disadari, perhatian saja tidak cukup bila tak disertai dengan pemberian kesempatan. Contohnya, anak yang selalu digendong sepanjang hari, tentu tak punya banyak kesempatan untuk bergerak atau mencoba berjalan, kan?”
Jadi biar bagaimanapun, anak harus diberi stimulus dan kesempatan untuk belajar jalan. “Jangan karena tidak mau repot mengawasinya, bayi selalu digendong ke mana-mana terus-menerus dan tidak diberi kesempatan untuk mencoba berjalan sendiri,” tambah Fajar.
Stimulus yang bisa diberikan oleh orang tua, misalnya, dengan menatih anak. Hal itu bisa dilakukan begitu anak sudah bisa berdiri dan merambat. Mengapa harus menunggu sampai sebesar itu? Karena maksud menatih hanyalah untuk membantu menjaga keseimbangannya. Sementara berat badannya harus bisa ditopang oleh kekuatan kakinya sendiri. Dengan begitu ia akan mendapat stimulasi yang baik untuk belajar berjalan.
Sebaliknya, kalau acara tatih dipaksakan pada saat kaki anak belum bisa untuk berdiri atau menopang berat badannya sendiri, hal ini akan berakibat kurang baik bagi perkembangan selanjutnya. “Selain itu, bila ia sampai terjatuh cukup keras, pengalaman ini bisa membuat anak jadi takut untuk mencoba berjalan,” ungkap Fajar.
Selama menatih, ajaklah anak bermain-main dengan berpegangan pada tangan kita. Tarik badannya hingga ia berdiri. Bisa juga dengan mengajaknya berpegangan pada pinggiran boks tempat tidur, atau pada kursi. Setelah itu, ajaklah ia untuk mencoba melangkah sedikit-sedikit dari pegangan kita ke arah orang lain, atau bisa juga dengan merambat mengelilingi tepi tempat tidurnya. Jika memang ia belum mau mencoba berjalan, ajaklah ia bermain jongkok-berdiri dulu, agar otot kakinya menjadi lebih kuat dan lebih siap sebelum ia mencoba berjalan lagi.
Pada intinya, berilah kesempatan sebanyak-banyaknya pada anak untuk mencoba berjalan di lantai. Jadi, jangan sampai ia terlalu lama didudukkan di kursi atau boks tempat tidurnya. Juga selama menatihnya, biarkan ia bertelanjang kaki tanpa sepatu. Sebab, tidak jarang sepatu yang masih baru dan kaku malah akan membuat kakinya sakit saat mencoba berjalan.
Jika anak enggan latihan berjalan, bisa jadi hal itu disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. “Misalnya saja, ia pernah jatuh agak keras dan merasa sakit, sehingga takut mencoba berjalan lagi,” kata Fajar.
Untuk mengatasinya, pancing semangat anak dengan sikap gembira yang ditunjukkan orang tua/pengasuhnya. Kalau perlu, gunakan mainan yang menarik agar anak mau mendatanginya. Letakkan mainan itu agak di sebelah atas sehingga ia perlu berdiri untuk menjangkaunya.
Dengan begitu, sedikit demi sedikit, ia akan tergerak untuk berani mencoba berjalan sendiri, tanpa ditatih atau berpegangan, misalnya. Kalaupun sampai terjatuh, jangan tunjukkan sikap panik di hadapannya. Perhatikan apakah ia perlu ditolong saat itu juga atau bisa dibiarkan bangkit sendiri. Sikap panik orang tua/pengasuh akan membuat rasa percaya diri anak terkikis.
BABY-WALKER TAK DIANJURKAN
Untuk mengasah kemampuan berjalan pada anak, sebetulnya cukup dengan menatihnya kapanpun anak mau. Tak usah menggunakan baby-walker karena sebenarnya penggunaan alat ini malah bisa memperlambat perkembangan kemampuan berjalan. “Hanya saja hal ini kadang kurang dipahami orang tua,” ujar Fajar.
Penggunaan baby-walker yang terlalu sering akan membuat perkembangan motorik kasar, dalam hal ini duduk dan berdiri tanpa ditopang, menjadi terlambat. Seperti yang terlihat, dengan baby-walker posisi duduk anak selalu tersangga sehingga ia tidak cukup terlatih untuk menopang dirinya sendiri. Selain itu, penggunaan baby-walker yang berlebihan juga dapat mengakibatkan anak jalan berjingkat atau jinjit. Hal ini mungkin terjadi, karena ia terbiasa bergerak maju sambil mendorong keretanya.
“Tapi bila memang tetap ingin menggunakan baby-walker, sebenarnya bisa saja asalkan orang tua memperhatikan beberapa hal,” pesan Fajar. Yang pertama, baby-walker itu kuat menahan berat badan sang bayi. Juga, lihat apakah ada bagiannya yang bisa membahayakan, misalnya pada konstruksi besi-besi penyangga. Perhatikan bagaimana kestabilan baby-walker tersebut, jangan sampai saat dipakai malah melipat sendiri dan membuat si kecil terjepit.
Jadi, penting sekali untuk mewaspadai kemungkinan terjadi kecelakaan dalam menggunakan baby-walker. “Biasanya kecelakaan juga terjadi karena bayi berusaha memanjat keluar. Akibatnya ia terjatuh bersama baby-walker itu.”
lor=”#000000″ face=”Verdana” size=”3″>Tak jarang pula, baby-walker terjatuh karena ada sesuatu yang menyandungnya, seperti anak tangga atau permukaan lantai yang tidak rata. Jadi, Bu-Pak, kalau, toh, mau menggunakan baby-walker, jangan pernah tinggalkan si kecil sendirian tanpa pengawasan.
Fase Perkembangan Motorik
Kemampuan berjalan merupakan satu bagian dari perkembangan motorik kasar pada bayi. Perkembangan motorik sendiri sebenarnya terdiri dari perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar akan menjadi dasar dari perkembangan motorik halus, dan secara garis besar perkembangan motorik kasar itu meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Kemampuan telentang dari posisi tengkurap pada usia sekitar 3,5 bulan.
2. Kemampuan tengkurap dari posisi awal telentang pada usia sekitar 4-4,5 bulan.
3. Bisa duduk dengan ditopang punggungnya sendiri pada usia sekitar 5,5 bulan.
4. Bisa merayap pada usia sekitar 6 bulan.
5. Bisa duduk sendiri pada usia sekitar 7-8 bulan.
6. Bisa merangkak pada usia 8-9 bulan.
7. Bisa berdiri dengan berpegangan dan berjalan merambat pada usia 9-10 bulan.
8. Bisa berjalan tanpa berpegangan pada usia 12 bulan.
9. Bisa berjalan mundur pada usia 14 bulan.
Namun demikian, menurut Fajar, ada anak-anak yang mengalami “lompatan” fase dalam tahap perkembangan motorik kasarnya. Misal, dari fase merayap, seorang bayi bisa langsung berdiri, tidak melalui fase bisa duduk sendiri dulu.
Kalau memang ada fase yang terlompati, sebaiknya si kecil diperiksakan juga ke dokter. Ini perlu untuk mencari tahu apakah ada sesuatu yang menyebabkan fase itu terlompati, atau memang perkembangannya lebih cepat dari biasanya. Contoh kelainan yang bisa menimbulkan lompatan fase, misalnya, gangguan pada otot-otot punggungnya, atau tulang sekitar pinggul.

20 Cara Menguatkan Iman Anda

20 Cara Menguatkan Iman Anda

dakwatuna.com - “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.” (Ali Imran: 102)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah mengembangbiakkan lelaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang denan (menggunakan) nama-Nya kami saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (An-Nisa: 1)
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan, barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah mendapatkan kemenangan yang besar.”
Begitulah perintah Allah kepada kita agar kita bertakwa. Namun, iman di dalam hati kita bukanlah sesuatu yang statis. Iman kita begitu dinamis. Bak gelombang air laut yang kadang pasang naik dan kadang pasang surut.
Ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu kita masih ada dalam kebaikan, kita beruntung. Namun, bila ketika kondisi iman kita lemah dan kondisi lemah itu membuat kita ada di luar koridor ajaran Rasulullah saw., kita celaka. Rasulullah saw. bersabda, “Engkau mempunyai amal yang bersemangat, dan setiap semangat mempunyai kelemahan. Barangsiapa yang kelemahannya tertuju pada sunnahku, maka dia telah beruntung. Dan, siapa yang kelemahannya tertuju kepada selain itu, maka dia telah binasa.” (Ahmad)
Begitulah kondisi hati kita. Sesuai dengan namanya, hati –dalam bahasa Arab qalban—selalu berubah-ubah (at-taqallub) dengan cepat. Rasulullah saw. berkata, “Dinamakan hati karena perubahannya. Sesungguhnya hati itu ialah laksana bulu yang menempel di pangkal pohon yang diubah oleh hembusan angin secara terbalik.” (Ahmad dalam Shahihul Jami’ no. 2365)
Karena itu Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita sebuah doa agar Allah saw. menetapkan hati kita dalam ketaatan. “Ya Allah Yang membolak-balikan hati-hati manusia, balikanlah hati kami untuk taat kepada-Mu.” (Muslim no. 2654)
Hati kita akan kembali pada kondisi ketaatan kepada Allah swt. jika kita senantiasa memperbaharui keimanan kita. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu sekalian sebagaimana pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hatimu.” (Al-Hakim di Al-Mustadrak, 1/4; Al-Silsilah Ash-Shahihain no. 1585; Thabrany di Al-Kabir)
Bagaimana cara memperbaharui iman? Ada 20 sarana yang bisa kita lakukan, yaitu sebagai berikut.
1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran
Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai obat bagi hati manusia. “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra’: 82).
Kata Ibnu Qayyim, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim untuk menyembuhkan hatinya melalui Al-Quran, “Caranya ada dua macam: pertama, engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-pengertian Al-Qur’an, memikirkan dan memahami apa yang dimaksud dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus mengamati semua ayat-ayat-Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh.”
2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Qur’an dan Sunnah
Al-Qur’an dan Sunnah banyak sekali mengungkap keagungan Allah swt. Seorang muslim yang ketika dihadapkan dengan keagungan Allah, hatinya akan bergetar dan jiwanya akan tunduk. Kekhusukan akan hadir mengisi relung-relung hatinya.
Resapi betapa agungnya Allah yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui, yang memiliki nama-nama yang baik (asma’ul husna). Dialah Al-’Azhim, Al-Muhaimin, Al-Jabbar, Al-Mutakabbir, Al-Qawiyyu, Al-Qahhar, Al-Kabiir, Al-Muth’ali. Dia yang menciptakan segala sesuatu dan hanya kepada-Nya lah kita kembali.
Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi dan seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.” (Az-Zumar: 67)
3. Carilah ilmu syar’i
Sebab, Al-Qur’an berkata, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang-orang yang berilmu.” (Fathir: 28). Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang mengantarkan kita pada rasa takut kepada Allah.
Allah berfirman, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Az-Zumar: 9). Orang yang tahu tentang hakikat penciptaan manusia, tahu tentang syariat yang diturunkan Allah sebagai tata cara hidup manusia, dan tahu ke mana tujuan akhir hidup manusia, tentu akan lebih khusyuk hatinya dalam ibadah dan kuat imannya dalam aneka gelombang ujian ketimbang orang yang jahil.
Orang yang tahu tentang apa yang halal dan haram, tentu lebih bisa menjaga diri daripada orang yang tidak tahu. Orang yang tahu bagaiman dahsyatnya siksa neraka, tentu akan lebih khusyuk. Orang yang tidak tahu bagaimana nikmatnya surga, tentu tidak akan pernah punya rasa rindu untuk meraihnya.
4. Mengikutilah halaqah dzikir
Suatu hari Abu Bakar mengunjungi Hanzhalah. “Bagaimana keadaanmu, wahai Hanzhalah?” Hanzhalah menjawab, “Hanzhalah telah berbuat munafik.” Abu Bakar menanyakan apa sebabnya. Kata Hanzhalah, “Jika kami berada di sisi Rasulullah saw., beliau mengingatkan kami tentang neraka dan surga yang seakan-akan kami bisa melihat dengan mata kepala sendiri. Lalu setelah kami pergi dari sisi Rasulullah saw. kami pun disibukkan oleh urusan istri, anak-anak, dankehidupan, lalu kami pun banyak lupa.”

Lantas keduanya mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Kata Rasulullah, “Demi jiwaku yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam dzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, sa’atah, sa’atan, sa’atan.” (Shahih Muslim no. 2750)
Begitulah majelis dzikir. Bisa menambah bobot iman kita. Makanya para sahabat sangat bersemangat mengadakan pertemuan halaqah dzikir. “Duduklah besama kami untuk mengimani hari kiamat,” begitu ajak Muadz bin Jabal. Di halaqah itu, kita bisa melaksanakan hal-hal yang diwajibkan Allah kepada kita, membaca Al-Qur’an, membaca hadits, atau mengkaji ilmu pengetahuan lainnya.
5. Perbanyaklah amal shalih
Suatu ketika Rasulullah saw. bertanya, “Siapa di antara kalian yang berpuasa di hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Lalu Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah amal-amal itu menyatu dalam diri seseorang malainkan dia akan masuk surga.” (Muslim)
Begitulah seorang mukmin yang shaddiq (sejati), begitu antusias menggunakan setiap kesempatan untuk memperbanyak amal shalih. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan surga. “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.” (Al-Hadid: 21)
Begitulah mereka. Sehingga keadaan mereka seperti yang digambarkan Allah swt., “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (Adz-Dzariyat: 17-19)
Banyak beramal shalih, akan menguatkan iman kita. Jika kita kontinu dengan amal-amal shalih, Allah akan mencintai kita. Dalam sebuah hadits qudsy, Rasulullah saw. menerangkan bahwa Allah berfirman, “Hamba-Ku senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan mengerjakan nafilah sehingga Aku mencintainya.” (Shahih Bukhari no. 6137)
6. Lakukan berbagai macam ibadah
Ibadah memiliki banyak ragamnya. Ada ibadah fisik seperti puasa, ibadah materi seperti zakat, ibadah lisan seperti doa dan dzikir. Ada juga ibadah yang yang memadukan semuanya seperti haji. Semua ragam ibadah itu sangat bermanfaat untuk menyembuhkan lemah iman kita.
Puasa membuat kita khusyu’ dan mempertebal rasa muraqabatullah (merasa diawasi Allah). Shalat rawatib dapat menyempurnakan amal-amal wajib kita kurang sempurna kualitasnya. Berinfak mengikis sifat bakhil dan penyakit hubbud-dunya. Tahajjud menambah kekuatan.
Banyak melakukan berbagai macam ibadah bukan hanya membuat baju iman kita makin baru dan cemerlang, tapi juga menyediakan bagi kita begitu banyak pintu untuk masuk surga. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang menafkahi dua istri di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah baik.’ Lalu barangsiapa yang menjadi orang yang banyak mendirikan shalat, maka dia dipanggil dari pintu shalat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak melakukan puasa, maka dia dipanggil dari pintu ar-rayyan. Barangsiapa menjadi orang yang banyak mengeluarkan sedekah, maka dia dipanggil dari pintu sedekah.” (Bukhari no. 1798)
7. Hadirkan perasaan takut mati dalam keadaan su’ul khatimah
Rasa takut su’ul khatimah akan mendorong kita untuk taat dan senantiasa menjaga iman kita. Penyebab su’ul khatimah adalah lemahnya iman menenggelamkan diri kita ke dalam jurang kedurhakaan. Sehingga, ketika nyawa kita dicabut oleh malaikat Izrail, lidah kita tidak mampu mengucapkan kalimat laa ilaha illallah di hembusan nafas terakhir.
8. Banyak-banyaklah ingat mati
Rasulullah saw. bersabda, “Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah sekarang ziarahilah kubur karena hal itu bisa melunakan hati, membuat mata menangism mengingatkan hari akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor.” (Shahihul Jami’ no. 4584)
Rasulullah saw. juga bersabda, “Banyak-banyaklah mengingat penebas kelezatan-kelezatan, yakni kematian.” (Tirmidzi no. 230)
Mengingat-ingat mati bisa mendorong kita untuk menghindari diri dari berbuat durhaka kepada Allah; dan dapat melunakkan hati kita yang keras. Karena itu Rasulullah menganjurkan kepada kita, “Kunjungilah orang sakit dan iringilah jenazah, niscaya akan mengingatkanmu terhadap hari akhirat.” (Shahihul Jami’ no. 4109)
Melihat orang sakit yang sedang sakaratul maut sangat memberi bekas. Saat berziarah kubur, bayangkan kondisi keadaan orang yang sudah mati. Tubuhnya rusak membusuk. Ulat memakan daging, isi perut, lidah, dan wajah. Tulang-tulang hancur.
Bayangan seperti itu jika membekas di dalam hati, akan membuat kita menyegerakan taubat, membuat hati kita puas dengan apa yang kita miliki, dan tambah rajin beribadah.
9. Mengingat-ingat dahsyatnya keadaan di hari akhirat
Ada beberapa surat yang menceritakan kedahsyatan hari kiamat. Misalnya, surah Qaf, Al-Waqi’ah, Al-Qiyamah, Al-Mursalat, An-Naba, Al-Muththaffifin, dan At-Takwir. Begitu juga hadits-hadits Rasulullah saw.
Dengan membacanya, mata hati kita akan terbuka. Seakan-akan kita menyaksikan semua itu dan hadir di pemandangan yang dahsyat itu. Semua pengetahuan kita tentang kejadian hari kiamat, hari kebangkitan, berkumpul di mahsyar, tentang syafa’at Rasulullah saw., hisab, pahala, qishas, timbangan, jembatan, tempat tinggal yang kekal di surga atau neraka; semua itu menambah tebal iman kita.
10. Berinteraksi dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam
Aisyah pernah berkata, “Wahai Rasulullah, aku melihat orang-orang jika mereka melihat awan, maka mereka gembira karena berharap turun hujan. Namun aku melihat engkau jika engkau melihat awan, aku tahu ketidaksukaan di wajahmu.” Rasulullah saw. menjawab, “Wahai Aisyah, aku tidak merasa aman jika di situ ada adzab. Sebab ada suatu kaum yang pernah diadzab dikarenakan angin, dan ada suatu kaum yang melihat adzab seraya berkata, ‘Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami’.” (Muslim no. 899)
Begitulah Rasulullah saw. berinteraksi dengan fenomena alam. Bahkan, jika melihat gerhana, terlihat raut takut di wajah beliau. Kata Abu Musa, “Matahari pernah gerhana, lalu Rasulullah saw. berdiri dalam keadaan ketakutan. Beliau takut karena gerhana itu merupakan tanda kiamat.”
11. Berdzikirlah yang banyak
Melalaikan dzikirulah adalah kematian hati. Tubuh kita adalah kuburan sebelum kita terbujur di kubur. Ruh kita terpenjara. Tidak bisa kembali. Karena itu, orang yang ingin mengobati imannya yang lemah, harus memperbanyak dzikirullah. “Dan ingatlah Rabb-mu jika kamu lupa.” (Al-Kahfi: 24) “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lha hati menjadi tentram.” (Ar-Ra’d: 28)
Ibnu Qayim berkata, “Di dalam hati terdapat kekerasan yang tidak bisa mencair kecuali dengan dzikrullah. Maka seseorang harus mengobati kekerasan hatinya dengan dzikrullah.”
12. Perbanyaklah munajat kepada Allah dan pasrah kepada-Nya
Seseorang selagi banyak pasrah dan tunduk, niscaya akan lebih dekat dengan Allah. Sabda Rasulullah saw., “Saat seseorang paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia dalam keadaan sujud, maka perbanyaklah doa.” (Muslim no. 428)
Seseorang selagi mau bermunajat kepada Allah dengan ucapan yang mencerminkan ketundukan dan kepasrahan, tentu imannya semakin kuat di hatinya. Semakin menampakan kehinaan dan kerendahan diri kepada Allah, semakin kuat iman kita. Semakin banyak berharap dan meminta kepada Allah, semakin kuat iman kita kepada Allah swt.
13. Tinggalkan angan-angan yang muluk-muluk
Ini penting untuk meningkatkan iman. Sebab, hakikat dunia hanya sesaat saja. Banyak berangan-angan hanyalah memenjara diri dan memupuk perasaan hubbud-dunya. Padahal, hidup di dunia hanyalah sesaat saja.
Allah swt. berfirman, “Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun, kemudian datang kepada mereka adzab yang telah dijanjikan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya.” (Asy-Syu’ara: 205-207)
“Seakan-akan mereka tidak pernah diam (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari.” (Yunus: 45)
14. Memikirkan kehinaan dunia
Hati seseorang tergantung pada isi kepalanya. Apa yang dipikirkannya, itulah orientasi hidupnya. Jika di benaknya dunia adalah segala-galanya, maka hidupnya akan diarahkan untuk memperolehnya. Cinta dunia sebangun dengan takut mati. Dan kata Allah swt., “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (Ali Imran)
Karena itu pikirkanlah bawa dunia itu hina. Kata Rasulullah saw., “Sesungguhnya makanan anak keturunan Adam itu bisa dijadikan perumpamaan bagi dunia. Maka lihatlah apa yang keluar dari diri anak keturunan Adam, dan sesungguhnya rempah-rempah serta lemaknya sudah bisa diketahui akan menjadi apakah ia.” (Thabrani)
Dengan memikirkan bahwa dunia hanya seperti itu, pikiran kita akan mencari orientasi ke hal yang lebih tinggi: surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya.
15. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah
“Barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj: 32)
“Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabb-nya.” (Al-Hajj: 30)
Hurumatullah adalah hak-hak Allah yang ada di diri manusia, tempat, atau waktu tertentu. Yang termasuk hurumatullah, misalnya, lelaki pilihan Muhammad bin Abdullah, Rasulullah saw.; tempat-tempat suci (Masjid Haram, Masjid Nabawi, Al-Aqha), dan waktu-waktu tertentu seperti bulan-bulan haram.
Yang juga termasuk hurumatullah adalah tidak menyepelekan dosa-dosa kecil. Sebab, banyak manusia binasa karena mereka menganggap ringan dosa-dosa kecil. Kata Rasulullah saw., “Jauhilah dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa kecil itu bisa berhimpun pada diri seseornag hingga ia bisa membinasakan dirinya.”
16. Menguatkan sikap al-wala’ wal-bara’
Al-wala’ adalah saling tolong menolong dan pemberian loyalitas kepada sesama muslim. Sedangkan wal-bara adalah berlepas diri dan rasa memusuhi kekafiran. Jika terbalik, kita benci kepada muslim dan amat bergantung pada musuh-musuh Allah, tentu keadaan ini petanda iman kita sangat lemah.
Memurnikan loyalitas hanya kepada Alah, Rasul, dan orang-orang beriman adalah hal yang bisa menghidupkan iman di dalam hati kita.
17. Bersikap tawadhu
Rasulullah saw. bersabda, “Merendahkan diri termasuk bagian dari iman.” (Ibnu Majah no. 4118)
Rasulullah juga berkata, “Barangsiapa menanggalkan pakaian karena merendahkan diri kepada Allah padahal dia mampu mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hati kiamat bersama para pemimpin makhluk, sehingga dia diberi kebebasan memilih di antara pakaian-pakaian iman mana yang dikehendaki untuk dikenakannya.” (Tirmidzi no. 2481)
Maka tak heran jika baju yang dikenakan Abdurrahman bin Auf –sahabat yang kaya—tidak beda dengan yang dikenakan para budak yang dimilikinya.
18. Perbanyak amalan hati
Hati akan hidup jika ada rasa mencintai Allah, takut kepada-Nya, berharap bertemu dengan-Nya, berbaik sangka dan ridha dengan semua takdir yang ditetapkan-Nya. Hati juga akan penuh dengan iman jika diisi dengan perasaan syukur dan taubat kepada-Nya. Amalan-amalan hati seperti itu akan menghadirkan rasa khusyuk, zuhud, wara’, dan mawas diri. Inilah halawatul iman (manisnya iman)
19. Sering menghisab diri
Allah berfirman, “Hai orang-ornag yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al-Hasyr: 18)
Umar bin Khattab r.a. berwasiat, “Hisablah dirimu sekalian sebelum kamu dihisab.” Selagi waktu kita masih longgar, hitung-hitunglah bekal kita untuk hari akhirat. Apakah sudah cukup untuk mendapat ampunan dan surga dari Allah swt.? Sungguh ini sarana yang efektif untuk memperbaharui iman yang ada di dalam diri kita.
20. Berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan iman
Perbanyaklah doa. Sebab, doa adalah kekuatan yang luar biasa yang dimiliki seorang hamba. Rasulullah saw. berwasiat, “Iman itu dijadikan di dalam diri salah seorang di antara kamu bagaikan pakaian yang dijadikan, maka memohonlah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman di dalam hatimu.”
Ya Allah, perbaharuilah iman yang ada di dalam dada kami. Tetapkanlah hati kami dalam taat kepadamu. Tidak ada daya dan upaya kami kecuali dengan pertolonganMu.

4 Kunci Rumah Tangga Harmonis

4 Kunci Rumah Tangga Harmonis
Harmonis adalah perpaduan dari berbagai warna karakter yang membentuk kekuatan eksistensi sebuah benda. Perpaduan inilah yang membuat warna apa pun bisa cocok menjadi rangkaian yang indah dan serasi.
Warna hitam, misalnya, kalau berdiri sendiri akan menimbulkan kesan suram dan dingin. Jarang orang menyukai warna hitam secara berdiri sendiri. Tapi, jika berpadu dengan warna putih, akan memberikan corak tersendiri yang bisa menghilangkan kesan suram dan dingin tadi. Perpaduan hitam-putih jika ditata secara apik, akan menimbulkan kesan dinamis, gairah, dan hangat.
Seperti itulah seharusnya rumah tangga dikelola. Rumah tangga merupakan perpaduan antara berbagai warna karakter. Ada karakter pria, wanita, anak-anak, bahkan mertua. Dan tak ada satu pun manusia di dunia ini yang bisa menjamin bahwa semua karakter itu serba sempurna. Pasti ada kelebihan dan kekurangan.
Nah, di situlah letak keharmonisan. Tidak akan terbentuk irama yang indah tanpa adanya keharmonisan antara nada rendah dan tinggi. Tinggi rendah nada ternyata mampu melahirkan berjuta-juta lagu yang indah.
Dalam rumah tangga, segala kekurangan dan kelebihan saling berpadu. Kadang pihak suami yang bernada rendah, kadang isteri bernada tinggi. Di sinilah suami-isteri dituntut untuk menciptakan keharmonisan dengan mengisi kekosongan-kekosongan yang ada di antar mereka.
Ada empat hal yang mesti diperhatikan untuk menciptakan keharmonisan rumah tangga.keempatnya adalah:
1. Jangan melihat ke belakang
Jangan pernah mengungkit-ungkit alasan saat awal menikah. “Kenapa saya waktu itu mau nerima aja, ya? Kenapa nggak saya tolak?” Buang jauh-jauh lintasan pikiran ini.
Langkah itu sama sekali tidak akan menghasilkan perubahan. Justru, akan menyeret ketidakharmonisan yang bermula dari masalah sepele menjadi pelik dan kusut. Jika rasa penyesalan berlarut, tidak tertutup kemungkinan ketidakharmonisan berujung pada perceraian.
Karena itu, hadapilah kenyataan yang saat ini kita hadapi. Inilah masalah kita. Jangan lari dari masalah dengan melongkok ke belakang. Atau, na’udzubillah, membayangkan sosok lain di luar pasangan kita. Hal ini akan membuka pintu setan sehingga kian meracuni pikiran kita.
2. Berpikir objektif
Kadang, konflik bisa menyeret hal lain yang sebetulnya tidak terlibat. Ini terjadi karena konflik disikapi dengan emosional. Apalagi sudah melibatkan pihak ketiga yang mengetahui masalah internal rumah tangga tidak secara utuh.
Jadi, cobalah lokalisir masalah pada pagarnya. Lebih bagus lagi jika dalam memetakan masalah ini dilakukan dengan kerjasama dua belah pihak yang bersengketa. Tentu akan ada inti masalah yang perlu dibenahi.
Misalnya, masalah kurang penghasilan dari pihak suami. Jangan disikapi emosional sehingga menyeret masalah lain. Misalnya, suami yang tidak becus mencari duit atau suami dituduh sebagai pemalas. Kalau ini terjadi, reaksi balik pun terjadi. Suami akan berteriak bahwa si isteri bawel, materialistis, dan kurang pengertian.
Padahal kalau mau objektif, masalah kurang penghasilan bisa disiasati dengan kerjasama semua pihak dalam rumah tangga. Tidak tertutup kemungkinan, isteri pun ikut mencari penghasilan, bahkan bisa sekaligus melatih kemandirian anak-anak.
3. Lihat kelebihan pasangan, jangan sebaliknya
Untuk menumbuhkan rasa optimistis, lihatlah kelebihan pasangan kita. Jangan sebaliknya, mengungkit-ungkit kekurangan yang dimiliki. Imajinasi dari sebuah benda, bergantung pada bagaimana kita meletakkan sudut pandangnya.
Mungkin secara materi dan fisik, pasangan kita mempunyai banyak kekurangan. Rasanya sulit sekali mencari kelebihannya. Tapi, di sinilah uniknya berumah tangga. Bagaimana mungkin sebuah pasangan suami isteri yang tidak saling cinta bisa punya anak lebih dari satu.
Berarti, ada satu atau dua kelebihan yang kita sembunyikan dari pasangan kita. Paling tidak, niat ikhlas dia dalam mendampingi kita karena Allah sudah merupakan kelebihan yang tiada tara. Luar biasa nilainya di sisi Allah. Nah, dari situlah kita memandang. Sambil jalan, segala kekurangan pasangan kita itu dilengkapi dengan kelebihan yang kita miliki. Bukan malah menjatuhkan atau melemahkan semangat untuk berubah.
4. Sertakan sakralitas berumah tangga
Salah satu pijakan yang paling utama seorang rela berumah tangga adalah karena adanya ketaatan pada syariat Allah. Padahal, kalau menurut hitung-hitungan materi, berumah tangga itu melelahkan. Justru di situlah nilai pahala yang Allah janjikan.
Ketika masalah nyaris tidak menemui ujung pangkalnya, kembalikanlah itu kepada sang pemilik masalah, Allah swt. Pasangkan rasa baik sangka kepada Allah swt. Tataplah hikmah di balik masalah. Insya Allah, ada kebaikan dari semua masalah yang kita hadapi.
Lakukanlah pendekatan ubudiyah. Jangan bosan dengan doa. Bisa jadi, dengan taqarrub pada Allah, masalah yang berat bisa terlihat ringan. Dan secara otomatis, solusi akan terlihat di depan mata. Insya Allah!