Double click select all

Jumat, 02 Maret 2012

Terapi Anak Autis dengan Pok Ame-Ame

Pok Ame-Ame belalang kupu-kupu.
Siang makan nasi kalau malam minum susu.

JAKARTA - Hampir semua orang mungkin pernah mendengar lagu di atas. Lagu Pok Ame-Ame ini adalah lagu yang sering dinyanyikan ketika kita masih kecil.

Gerakan sederhana berupa tepukan tangan menjadi hiburan tersendiri bagi balita sehingga dari generasi ke generasi gerakan ini diajarkan turun-temurun.

Selain menghibur, ternyata gerakan dari lagu Pok Ame-Ame dapat menjadi terapi bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus, seperti autis.

Sebagai orang tua yang sangat memperhatikan kebutuhan anaknya, maka anak penderita autis disekolahkan pada sekolah inklusi, yakni sekolah untuk anak dengan kebutuhan khusus, dengan harapan anak mereka mengalami perkembangan dalam perilaku maupun sisi akademik.

Sekelompok mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya, yakni Ahmad Mas Udi, Djamilah Arifiyana, Fauziyah Rakhmawati, Setiya Aggreawan dan Ahmad Rifai menilai, pengenalan konsep terapi mandiri bagi anak autis juga diperlukan untuk mendukung segala materi yang diberikan melalui sekolah inklusi. Hal ini karena anak autis memiliki kesulitan dalam berkonsetrasi dan berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga membuat mereka terkesan menutup diri.

''Kami berupaya membantu para guru sekolah inklusi dengan terapi sederhana, yaitu bernyanyi,'' tutur Mas Udi seperti dikutip dari ITS Online Kamis (26/5/2011).

Bernyanyi dapat membantu anak autis yang kesulitan berkomunikasi untuk mengekspresikan emosi dengan bebas serta melatih kelancaran anak dalam berbicara.

Tidak sembarangan lagu dapat digunakan sebagai terapi ini. Pemilihan lagu Pok Ame-Ame oleh Mas Udi dan kawan-kawan dikarenakan lagu ini begitu familiar. Selain itu gerakan tangan yang bersentuhan ketika menyanyikan lagu ini dapat merangsang saraf motorik anak dan memberikan rasa aman bagi si anak.

Kasih sayang orang tua sangat penting bagi anak autis. Mengasingkan sang anak karena rasa malu bukanlah solusi terbaik karena justru akan menjatuhkan mentalnya.
(rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar